Pemkot Kediri Kupas Potensi Kemacetan Jelang Kehadiran Exit Tol dan Bandara

Kediri Dalam Berita | 11/01/2019

logo Jatim TIMES

?

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat melakukan diskusi persiapan menyambut exit tol dan bandara. (eko Arif s /JatimTimes)
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat melakukan diskusi persiapan menyambut exit tol dan bandara. (eko Arif s /JatimTimes)

JATIMTIMES, KEDIRI – Pembangunan exit tol dan bandara di wilayah Kabupaten Kediri segera dilaksanakan. Adanya exit tol dan bandara tersebut tentunya memberikan dampak positif maupun begatif bagi Kota Kediri. 

Merespon hal tersebut, Pemerintah Kota Kediri telah mempersiapkan beberapa langkah agar nantinya Kota Kediri siap dengan keberadaan exit tol dan bandara. Salah satu dampak yang timbul dari adanya exit tol dan bandara adalah adanya kemacetan, mengingat Kota Kediri adalah pusat dari daerah-daerah di sekitarnya.

Sebagai langkah awal, Pemerintah Kota Kediri menggelar Kediri Infrastructure Discussion dengan tema ?Menyongsong Jalan Tol dan Bandara untuk Masa Depan Transportasi di Kota Kediri?, Kamis (10/1/19) bertempat di Warunk Upnormal. 

Narasumber diskusi ini antara lain Dr.Ir.Ibnu Sasongko pakar tata ruang ITN Malang, Achmad Wicaksono, Ph.D pakar transportasi Universitas Brawijaya, dan Fauzul Rizal, MT kandidat doktor  Cornel University, New York.

Dalam kesempatan itu,  Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Kediri dalam menjawab hal tersebut. Posisi Kota Kediri sebagai pusat perdagangan dan jasa menjadikan kendaraan dari luar kota banyak yang beraktivitas di Kota Kediri. Selain itu, Kota Kediri juga memiliki pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat yang bagus. 

Serta Kota Kediri menjadi pusat pendidikan, jasa dan perdagangan bagi daerah sekitar. "Kota Kediri sebagai hub menjadikan kota ini semakin padat. Pada pagi hari orang yang beredar di Kota Kediri mencapai dua juta padahal penduduk di Kota Kediri sekitar tiga ratus ribu," ungkapnya.

Pemerintah Kota Kediri juga melakukan pendekatan relasi pembangunan pusat kota dan pinggiran. "Kita ingin mewujudkan keserasian dan keseimbangan antara kawasan pusat dengan pinggiran. Salah satu langkah yang kita ambil adalah membuat layanan di Kelurahan menjadi online. Jadi pelayanan bisa diakses di mana saja," ujar pria yang akrab disapa Mas Abu ini.

Sementara dalam pola pengelolaan sektor transportasi terdapat tiga pola. Pertama pola membangun sistem, yakni dengan membentuk sistem yang terencana, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan sesuai tata ruang dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kedua, pola kolaborasi pendanaan, mengolaborasikan sumber-sumber pendanaan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dengan APBD Kota dalam rangka meningkatkan pelayanan sektor transportasi. 

Ketiga, pola pemberdayaan masyarakat, pembangunan dan pengembangan sektor transportasi dilakukan dengan memberdayakan komunitas dan para pemangku kepentingan.

Sementara untuk mengurai kemacetan, Mas Abu menjelaskan Pemerintah Kota Kediri merumuskan melakukan beberapa langkah di antaranya ring road dalam kota, Jembatan Brawijaya, implementasi teknologi informasi, serta revisi RT RW Kota Kediri. 

"Kita sudah merencanakan membangun ring road dalam kota namun ini harus lintas daerah dan lembaga. Yang telah kita wujudkan adalah  pembangunan jembatan Brawijaya dan ATCS di Dinas Perhubungan Kota Kediri. Kita juga lakukan revisi RT RW untuk membuat jalan baru agar kemacetan di daerah Mrican terurai," jelasnya.

Ditemui usai diskusi, orang nomor satu di Kota Kediri ini mengungkapkan banyak masukan yang diberikan kepada Pemerintah Kota Kediri untuk transportasi dan kemacetan yang akan terjadi di Kota Kediri. Diskusi tidak hanya intern pemda namun juga melibatkan pakar dan instansi terkait lainnya. 

"Ini adalah diskusi pertama yang kita lakukan ke depan akan kita intensifkan. Dari masukan-masukan ini akan kita pilih mana yang mampu kita lakukan. Kita harus bersiap bila nanti bandara telah dibangun bagaimana kita mengatasi 1,5 juta orang dalam setahun yang menggunakan bandara,"katanya. 

Dengan adanya exit tol dan bandara, Mas Abu menginginkan adanya hal positif untuk menyejahterakan masyarakat Kota Kediri. "Memang akan ada kemacetan tapi macet yang bermanfaat bagi Kota Kediri. Kita coba cari formulasi yang tepat untuk jangka waktu yang lama," harapnya.

Sementara itu , Achmad Wicaksono mengungkapkan yang harus segera dilakukan Pemerintah Kota Kediri adalah pembuatan ring road dan angkutan umum masal. Selain itu, Pemerintah Kota Kediri segera mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membuat master plan pengembangan transportasi wilayah Kediri Raya. "Sehingga bisa terpadu dan sinergi di antara wilayah kediri raya ini," ujarnya.

Hadir dalam forum diskusi tersebut Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah, Kapolresta Kediri AKBP. Anthon Haryadi, Sekretaris Daerah Kota Kediri Budwi Sunu, Kepala KPWBI Kediri Djoko Raharto, Kepala BPS Kita Kediri Ellyn T.Brahmana, Direktur PT. Surya Dhoho Investama Susanto, Asisten, dan Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri.