Budaya Menghadirkan Lampion dalam Perayaan Imlek di Kediri Ini Unik

Kediri Dalam Berita | 23/01/2019

logo Jatim TIMES

?

Halim Prayogo Sekretariat Tata Usaha Klenteng Tjoe Hwie Kiong mempersiapkan lampion untuk menyambut imlek. (eko Arif s /JatimTimes)
Halim Prayogo Sekretariat Tata Usaha Klenteng Tjoe Hwie Kiong mempersiapkan lampion untuk menyambut imlek. (eko Arif s /JatimTimes)

JATIMTIMES, KEDIRI – Menjelang perayaan Imlek yang ke 2570 pada 5 Februari 2019 mendatang, Klenteng Tri Darma Tjoe Hwie Kiong mulai bersolek.

Klenteng Tjoe Hwie Kiong, yang berada di Jalan Yos Sudarso nomor 148 Kota Kediri menjadi salah satu tempat ibadah bagi umat Tri Dharma terbesar di Kediri.

Sejumlah pekerja dan pengelola klenteng disibukkan dengan pekerjaannya membersihkan dan membenahi klenteng yang berumur ratusan tahun.

Tradisi bersih- bersih kelenteng yang akan dijadikan tempat melakukan ritual sembahyang saat Imlek itu dilakukan dengan memasang lampion, membersihkan dinding dan tiang, serta memasang perlengkapan ibadah lainnya.

Ornamen-ornamen warna merah banyak menghiasi klentheng Tjoe Hwie Kiong. Warna merah biasa digunakan untuk aksesori berupa lampion hingga busana pada perayaan Imlek.

Keberadaan lampion tidak dapat dipisahkan dari tradisi perayaan Imlek. Lampion menjadi semacam atribut budaya yang menandai peralihan tahun dalam penanggalan Tionghoa.

Imlek kurang terasa meriah tanpa kehadiran lampion yang menghiasi sudut-sudut jalan, dan kelenteng.

Menurut sejarah, diperkirakan tradisi memasang lampion sudah ada di daratan Cina sejak era Dinasti Xi Han, sekitar abad ke-3 masehi. Munculnya lampion hampir bersamaan dengan dikenalnya tehnik pembuatan kertas

Menurut Halim Prayogo Sekretariat Tata Usaha Klenteng Tjoe Hwie Kiong, mengatakan, lampion itu mempunyai arti kebahagiaan supaya ditahun akan datang dan diberikan kebahagiaan, kemakmuran, rezeki dan kesuksesan.

"Untuk lampion lampion yang akan kita pasang sekitar 300 - 400 lampion disekitaran jalan Yos Sudarso, depan klentheng sampai di dalam area klentheng sendiri akan kita penuhi dengan lampion, agar orang orang bisa merasa senang bisa bersama sama merayakan kebersamaan," katanya.

Bentuk lampion yang konvensional adalah bulat dengan rangka bambu. Tetapi seiring perkembangan zaman, muncul pula bentuk lampion yang semakin bervariasi.

Salah satunya adalah lampion yang berangka logam dan dapat difungsikan sebagai lampu meja, atau lampion yang berbentuk bunga teratai yang kuncup.

Selain bentuk teratai tersebut, masih banyak kreasi baru dari lampion yang membuat perayaan Imlek menjadi semakin semarak.