Kediri (ANTARA) - Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Kediri Heru Marwanto mengemukakan untuk sementara kota itu menduduki posisi runner up Pekan Olahraga Provinsi Jatim Jawa Timur VI 2019 yang dilangsungkan di Bojonegoro, Gresik, Tuban, dan Lamongan, Jawa Timur.

"Untuk sementara Kota Kediri berada di urutan kedua. Masih ada beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan," kata Heru Marwanto saat dikonfirmasi, Selasa.

Dari hasil perolehan medali sementara, pada Selasa petang, Kota Kediri mendapatkan 83 medali, dimana medali emas 38, perak 25 medali dan perunggu 20 medali. Sementara posisi pertama ditempati Surabaya dengan 96 medali, yakni 37 emas, 29 perak, dan 30 perunggu. Untuk posisi tiga adalah Kota Malang dengan 56 medali.

Heru mengatakan, kontingennya memerlukan perjuangan untuk bisa menyalip Surabaya. Secara jumlah, atlet dan cabang olahraga yang diikuti masih kalah dengan Surabaya.

Kota Kediri hanya ikut 30 cabang olahraga dengan atlet dan ofisial 376 orang, sedangkan Surabaya ikut 40 cabang olahraga yang didukung sekitar 600 atlet.

Ia mengatakan, beberapa cabang olahraga yang masih potensial untuk direbut medalinya adalah taekwondo, tenis lapangan, serta tinju. Diharapkan, cabang olahraga itu bisa menambahkan pundi-pundi medali untuk Kota Kediri.

"Ini mungkin taekwondo, tenis, tinju. Kami tetap optimistis bisa menang," kata dia.

Heu mengaku bangga karena Kota Kediri secara keseluruhan berhasil memborong 12 medali emas, lima perak dan lima perunggu dari cabang atletik. Dengan demikian, Kota Kediri bisa mendapatkan predikat juara umum untuk cabang olahraga atletik tersebut.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berharap Kota Kediri bisa menduduki peringkat kedua dalam Porprov Jatim 2019 tersebut. Untuk itu, dirinya juga berharap semua atlet mengerahkan kemampuan terbaiknya dan tetap sportif.

Terkait masalah yang dialami atlet, misalnya mengalami luka parah selama pertandingan, Heru mengatakan semuanya masih dalam keadaan yang wajar.

Beberapa atlet Kota Kediri mengalami luka, tapi secara langsung diobati, baik oleh tim medis maupun juru pijat yang dibawa oleh KONI setempat guna memastikan agar cedera yang dialami atlet mendapatkan penanganan dan segera sembuh.