Kediri (ANTARA) - Para perajin tahu di Kelurahan Tinalan, Kota Kediri, Jawa Timur, membutuhkan alat pengolah limbah sehingga saat dibuang aman bagi lingkungan.

"Untuk limbah, kami berkomunikasi dengan kumpulan para perajin tahu. Untuk limbah cair belum ada alat pengolahnya, untuk padat biasanya dijual ke peternak, untuk membuat tempe embos," kata Purborini, salah seorang perajin tahu di Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Kamis sore.

Ia mengatakan, usaha ini digelutinya sejak 1996. Setiap hari minimal ada 25 kali masakan, yang semuanya menjadi sekitar 5.000 biji tahu. Seluruhnya dikirim ke para pedagang di pasar tradisional baik Kediri maupun sekitarnya.

"Kami khusus tahu kuning (tahu takwa). Kalau yang putih tidak. Kami suplainya ke pasar tradisional," kata dia.

Ia berharap ada jalan keluar dari pemerintah kota agar usaha yang digeluti tetap berkembang dan ada pengolahan ipal, mengingat setiap hari berproduksi. Dengan itu, limbah terutama yang cair jika dibuang aman untuk lingkungan. Selama ini, limbah disaring sendiri dan dibuang lewat saluran ke sungai.

Ia juga menambahkan, untuk bahan baku saat ini, harga kedelai relatif stabil yakni Rp6.200 per kilogram. Kedelai yang digunakan adalah kedelai impor sebab hasilnya cukup baik untuk menjadi bahan baku pembuatan tahu.

Di Kelurahan Tinalan, kata dia ada sekitar 10 perajin tahu dengan skala usaha yang berbeda, baik ada yang besar hingga kecil. Selain membuat tahu, mereka juga mengembangkan usaha turunan lainnya misalnya kerupuk stik tahu.

Sementara itu, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan sangat mendukung adanya UMKM tahu di kota ini. Terlebih lagi, tahu kuning yang memang menjadi ciri khas Kota Kediri, yang disebut tahu takwa.

Terkait dengan limbah, ia mengatakan sudah meminta kepada satuan kerja terkait guna membahasnya, di antaranya ke depan akan ada pengolahan limbah komunal.

"Limbah tidak banyak. Namun, yang kami lakukan akan membuat tempat pengolahan limbah komunal. Saya sudah memanggil disperindag (dinas perdagangan dan perindustrian) untuk diskusi dengan lurah," kata dia.

Ia juga berharap, usaha ini terus dikembangkan. Pemerintah kota tetap mendukung agar usaha ini berkembang, termasuk langkah dari kelurahan yang menjadikan daerah ini sebagai kampung edukasi tahu.

"Ini kan gerakan masyarakat dibantu akademisi, yang bekerjasama dengan dikti mengembangkan kampung wisata edukasi tahu di sini, sehingga oke juga. Banyak orang yang ingin tahu cara membuat tahu. Kan sedikit orang tahu, mengertinya di meja makan ada (lauk) tahu. Saya juga dukung untuk dikembangkan, jangan sampai berhenti (membuat tahu)," kata dia.

Wali Kota sempat meninjau lokasi pembuatan tahu di kelurahan tersebut serta dialog langsung dengan pemilik usaha mulai dari proses, cara membuat, hingga pemasaran. Wali Kota mendukung penuh agar para pengusaha terus berinovasi dalam membuat produk, terutama untuk produk turunan selain tahu.

Dalam kegiatan kunjungan itu, selain melihat langsung pengolahan tahu, Wali Kota juga sempat meninjau langsung lokasi pameran olahan tahu, termasuk lomba berbagai kreasi makanan dengan bahan baku tahu.