Sempat Mangkrak RSUD Gambiran Kediri Segera Beroperasi

Kediri Dalam Berita | 15/11/2019

logo

KEDIRI – Teka-teki bangunan Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri yang sempat mangkrak segera terjawab. Setelah tak difungsikan cukup lama, rumah sakit itu akan beroperasi kembali dengan status tipe C.

Rencana pengoperasian RSUD Gambiran di Jalan KH Wahid Hasyim Kelurahan Bandar, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini disampakan Sekretaris Daerah Budwi Sunu. Dalam rapat paripurna di gedung DPRD Kota Kediri, Budwi Sunu memaparkan rencana pengoperasian kembali rumah sakit tersebut. “Untuk memaksimalkan bangunan eks RSUD Gambiran, Pemerintah Kota Kediri bekerjasama dengan Sucofindo menyusun kajian pemanfaatan bangunan untuk rumah sakit tipe C,” katanya, Kamis 14 Nopember 2019.

Kajian tersebut, menurut Budwi Sunu, sudah ditindaklanjuti dengan membentuk Tim Pengkaji Pemanfaatan Barang Milik Daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota Kediri Nomor 188.45/671/419.033/2019.

Dengan demikian, bangunan RSUD Gambiran lama akan menjadi rumah sakit tipe C yang dikelola Pemerintah Kota Kediri. Pemerintah daerah juga telah memasukkan anggaran untuk penyediaan sarana dan prasarana rumah sakit dalam perubahan APBD 2019.

kedokteran subspesialis terbatas. Empat macam pelayanan spesialis ini meliputi pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan.

Rumah sakit kelas C didirikan di kota atau kabupaten sebagai faskes tingkat 2 yang menampung rujukan dari faskes tingkat 1 (puskesmas/poliklinik atau dokter pribadi).

RSUD Gambiran ini berhenti beroperasi setelah diresmikannya RSUD Gambiran II di Jalan Kapten Tendean, Kelurahan Pakunden, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, 1 Maret 2018 lalu. Bangunan dan kelengkapan sarana rumah sakit yang baru itu lebih memadai dibandingkan bangunan lama, dengan kapasitas pasien lebih besar.

Sejak itulah bangunan rumah sakit lama menjadi kosong. Gedung ini bahkan terkesan “horor” di malam hari, setelah terbiasa ramai dengan lalu lalang orang berobat. Dari luar tampak lorong rumah sakit yang gelap dan sepi. “Satpamnya sering jaga di depan kalau malam, malas ke dalam,” kata penjual nasi goreng di depan rumah sakit.

Tak hanya menjadi layanan berobat. Keberadaan RSUD Gambiran di Kelurahan Bandar ini juga menghidupi banyak pelaku usaha di sekitarnya. Mulai penjual makanan, jasa parkir, toko kelontong, hingga penyedia jasa transportasi menggantungkan periuk dari lalu lalang pasien. Dengan beroperasinya kembali rumah sakit ini, akan menggerakkan denyut perekonomian warga di sana.

Polemik Pasar Setono Betek

Selain RSUD Gambiran, Budwi Sunu juga menjelaskan sikap pemerintah terkait pengoperasian Pasar Setono Betek. Menurut dia, Pemerintah Kota Kediri melalui PD Pasar telah melakukan upaya persuasive kepada pedagang dan paguyuban agar segera menempati pasar tersebut. Sebab paska revitalisasi yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu, tak banyak pedagang yang kembali dengan berbagai alasan.

“Pemerintah juga sudah melakukan upaya administratif dengan memberi surat peringatan agar pedagang yang sampai saat ini tidak menggunakan tempat usaha, segera membuka kiosnya agar blok A bisa ramai,” terang Budwi Sunu di depan anggota DPRD.

Sebelumnya sejumlah anggota DPRD menyoroti kondisi pasar yang sepi paska dilakukan revitalisasi. Bangunan pasar tradisional yang sebelumnya kumuh kini terlihat lebih modern, rapi, dan bersih.

Namun kondisi tersebut tak mendapat respon positif dari sebagian pedagang yang justru menolak menempati kembali. Hasil sidak dan kajian DPRD Kota Kediri menyebutkan jika penataan kios dan manajemen pedagang yang dilakukan PD Pasar tak sesuai harapan mereka.