Anak-anak Kota Kediri Kembangkan Kreativitas di Kampung Jadhoel Art

Kediri Dalam Berita | 25/09/2020

tribunnews

 
surya.co.id/didik mashudi
 
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengunjungi Taman Baca Kampoeng Jadhoel Art di Kelurahan Tinalan, Kamis (24/9/2020).


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SURYA.co.id | KEDIRI -  Pandemi Covid 19 membuat Taman Baca Kampoeng Jadhoel Art yang ada di Kelurahan Tinalan, Kota Kediri ramai dikunjungi anak-anak yang belajar dan membaca, Kamis (24/9/2020).

Di Kampung Jadhoel Art ada anak-anak yang belajar menanam, serta ikut melihat anak-anak yang sedang bermain permainan tradisional di halaman luar taman baca.

Karena penasaran dengan aktivitasnya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama sejumlah pejabat Pemkot Kediri berkunjung ke Kampung Jadhoel Art.

Walikota Kediri berkeliling untuk melihat beberapa spot yang ada seperti tempat membaca buku dan sekolah daring.

Ada juga gubuk yang berisi barang-barang tempo dulu seperti radio, kaset dan jam beker.

Selain itu mengunjungi tanaman-tanaman yang biasa untuk anak-anak belajar menanam, serta ikut melihat anak-anak yang sedang bermain permainan tradisional di halaman luar taman baca.

Budi Santoso pemilik taman baca menceritakan awal mula berdirinya Taman Baca Kampoeng Jadhoel Art karena keinginannya sejak kecil.

“Dulu saya setiap hari lari ke perpustakaan waktu istirahat sekolah untuk baca. Pulang sekolah juga gitu, makan terus ke taman baca. Tapi untuk menyewa buku, saya tidak bisa karena tidak punya uang," ungkapnya.

Karena setiap hari baca buku di taman baca, saya diminta bantu-bantu menata buku di sana.

"Dari dulu memang hobi baca, jadi kalau punya gubuk pengennya ada taman baca. Akhirnya kesampaian di tahun 2013 saya punya taman baca sendiri,” ujarnya.

Awalnya Taman Baca Kampoeng Jadhoel Art hanya tersedia 30 sampai 40 macam buku.

Namun saat ini koleksi buku semakin banyak kurang lebih 400 macam buku, yang terdiri dari buku anak-anak hingga buku politik.

Di Taman Baca ini, sering dikunjungi oleh anak-anak sekitaran maupun di luar Lingkungan Dadapan untuk sekedar membaca buku.

Pada masa pandemi ini taman baca juga menyediakan wifi gratis sehingga anak-anak bisa bersekolah daring, selain itu anak-anak juga diajarkan cara menanam tanaman, membuat batik, membuat kompos, serta diajak membuat dan memainkan permainan tradisional.

Budi Santoso menjelaskan alasan mengajarkan membuat dan memainkan permainan tradisional karena permainan tradisional lebih bagus, dan agar anak-anak tidak ketergantungan dengan gawai.

Di tengah pandemi seperti ini taman baca tetap buka dan setiap yang berkunjung harus mematuhi protokol kesehatan.

Walikota Kediri menilai keberadaan taman baca ini merupakan langkah positif, dimana anak-anak dapat berkembang kreativitas secara bebas di sini.

“Saya harap ini dapat memicu tumbuhnya taman baca yang lain di Kota Kediri,” harapnya.

Pada kunjungan itu, Budi Santoso memberikan buku jadul sejak tahun 1926 tentang hukum dan ekonomi kepada Walikota Kediri. Sedangkan Walikota menyerahkan bantuan 100 buku.