Manfaatkan Sumber Mata Air Untuk Tempat Edukasi dan Konservasi di Kota Kediri

Kediri Dalam Berita | 22/01/2021

Surya

 
surya.co.id/didik mashudi
 
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengunjungi bak penampungan air di Sumber Jiput. 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Kota Kediri telah melakukan upaya konservasi sejumlah sumber mata air.

Selain untuk menjaga kelestarian, sumber mata air menjadi tempat wisata, edukasi dan konservasi kelestarian lingkungan.

Beberapa sumber mata air yang telah dilakukan penataan dan tempat konservasi seperti Sumber Jiput, Sumber Banteng dan Sumber Bulus yang ada di wilayah Kecamatan Pesantren.

Sumber mata air yang masih produktif ini selain sebagai tempat untuk berteduh, bermain, berwisata, juga digunakan untuk mengairi lahan pertanian.

Widiantoro, Camat Pesantren menjelaskan, salah satu sumber mata air yang dijaga kelestariannya adalah Sumber Banteng.

Sumber mata air yang terletak di Lingkungan Wangkalan, Kelurahan Tempurejo ini telah dimanfaatkan sebagai tempat wisata keluarga edukatif, namun kelestarian alamnya juga terus dijaga.

“Kami melakukan perawatan pohon, membersihkan lumpur yang mengendap, dan juga penanaman beberapa tumbuhan agar kawasan sumber lebih asri. Beberapa benih ikan juga dipelihara di sumber tersebut,” jelasnya.

Dengan berubahnya sumber mata air yang dahulunya hanya digunakan masyarakat untuk mencuci, sekarang telah menjadi tempat wisata edukatif berdampak pada perekonomian warga di sekitarnya.

Masyarakat dapat berjualan makanan atau aneka jajanan di sekitar sumber yang mulai ramai didatangi pengunjung. Sehingga perputaran ekonomi juga dirasakan masyarakat sekitarnya.

Untuk melestarikan habitat ikan juga dilakukan penaburan benih ikan ke lokasi sumber.

Upaya itu telah dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri yang menabur sekitar 2.000 benih ikan di Sumber Jiput dan Sumber Bulus.

Selain melestarikan sumber air dan ekosistemnya, keberadaan ikan bisa menjadi daya tarik pengunjung karena menjadi tempat wisata. Namun ikan yang ada di sumber dilarang untuk dipancing.

Ahmad Zubaidi, Ketua Lembaga Perwakilan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Rejomulyo mengatakan, bersama karang taruna, PKK, kelurahan, dan warga setempat telah mengelola kawasan sumber.

“Kami merasa terbantu dengan adanya pelepasan benih ikan, supaya sumber bisa jadi tempat wisata kalau ikannya banyak,” ungkapnya.

Rencananya akan dibentuk pokja untuk merawat dan mengelola Sumber Jiput supaya selalu terjaga baik ekosistemnya.

"Kebutuhan mendesak sekarang pembentukan petugas jaga untuk mencegah pencurian ikan," tambahnya.

Malahan sejumlah kelompok komunitas dan hobi juga mulai bergerak untuk merawat sumber mata air.

Salah satunya Komunitas Mancing Kediri (KMK).

“Teman-teman KMK di Sumber Jiput banyak berperan. KMK pernah menabur 10.000 benih ikan tawes. Selain itu juga memberi makan, dan menjaga ilegal fishing dengan memasang banner edukasi anjuran,” ungkap Bima Nuryawan, Ketua KMK.

Komunitas juga kerap memantau perkembangan ikan di beberapa sumber mata air termasuk di Sumber Jiput.

KMK juga berkolaborasi dengan Wild Water Indonesia (WWI) regional Kediri untuk menebar benih ikan.

Bima berharap, dengan adanya aktivitas KMK dan juga upaya Pemkot Kediri menebar benih ikan di sumber mata air memberikan edukasi masyarakat untuk bisa melestarikan sumber air beserta ekosistem di dalamnya.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar telah meminta kepada instansi terkait di Pemkot Kediri bersama elemen masyarakat dalam merawat sumber mata air.

Seperti Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri untuk replanting karena mungkin ada pohon yang sudah tumbang.

Sedangkan karang taruna tugasnya menjaga kelestarian sumber bersama seluruh komponen masyarakat serta pak lurah dan pak camat.

Kemudian untuk DKPP tugasnya menyiapkan bibit ikan untuk disebar di sumber mata air supaya lebih berkelanjutan jangka panjang.