Investasi Kota Kediri Capai Rp 213 Miliar

ekonomi | 05/05/2015

Didominasi Sektor Perdagangan,Serap Ratusan Tenaga Kerja

Prospek investa­si di Kota Kediri cukup cerah tahun ini. Dalam tiga bulan terakhir berkem­bang pesat. Total sudah ada penana­man modal Rp 213,026 miliar yang masuk. Jumlah tersebut hampir separo dari total target Rp 450 mil­iar investasi setahun.

Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Kediri menyebutkan, ratusan miliar investasi ke Kota Kediri itu, sebanyak Rp 94,581 miliar ber­asal dari sektor perdagangan. Ke­mudian, Rp 1,824 miliar dari sektor transportasi. Lalu, sektor gedung, perumahan, dan ruko Rp 1 miliar, serta sektor jasa hiburan atau rekrea­si Rp 1,666 miliar.

Ada pula bidang perhotelan dan penginapan Rp 780 juta, bidang kesehatan Rp 500 juta, bidang per­industrian Rp 200 juta, dan bidang lain-lain di antaranya untuk per­bankan, asuransi, pendidikan, dan jasa lainnya total Rp 112,474 miliar. “investasi tahun ini memang cukup bergairah,” kata Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Kota Kediri Triyono kutut.

Data investasi yang masuk ke Kota Kediri itu didapat dari jumlah izin yang masuk ke BPM mulai Januari hingga Maret lalu. Dalam setiap pengajuan izin, pemohon harus menyertakan jumlah modal yang diinvestasikan. Sehingga bisa terlihat jelas jumlah yang masuk ke Kota Kediri.

Total investasi senilai Rp 213,026 miliar, menurut Kutut, terdiri atas 147 unit usaha dari berbagai bidang. “Investasi ratusan miliar itu bisa menyerap total tenaga kerja sebanyak 695 orang,” tandasnya.

Dalam pemberian perizinan, lan­jut Kutut BPM memfasilitasi pemo­hon. Meski demikian, mereka juga selektif untuk bidang-bidang ter­tentu. Misalnya, selama April lalu pihaknya sudah menolak sebanyak delapan pengajuan investasi batu. Yaitu, tiga perumahan, percetakan, pembuatan batu bata, hingga laundry dengan bahan kimia. Ditanya alasannya, Kutut menyebut, beberapa hal. Selain pertimbangan lokasi juga karena alasan lingkungan. “Setelah dicek oleh tim mereka memberi rekomendasi untuk ditolak.

Kalau bukan karena lokasinya yang tidak pas, ya karena rentan merusak lingkungan," urainya. Di luar ratusan unit investasi yang masuk selama tiga bulan terakhir, Kutut mengatakan, ada investor yang berencana membangun apartemen. Investor dari Surabaya ini, menurut Kutut sudah membeli lahan di Jl. Letjen Suprapto untuk rencana pembangunan apartemen itu

Terkait investasi jenis baru ini BPM sudah studi banding ke Malang. Hal itu terkait teknisnya. Jika investor aparte­men benar-benar merealisasikan rencananya tahun ini Kutut optimistis investasi semakin bergairah.

Alasannya, selain mendapatkan perizinan. Kota Kediri juga akan mendapat pajak bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), pajak bumi dan bangunan (PBB), serta pajak lainnya. "Di tahun kedua kota masih akan mendapat bagi hasil parkir di apartemen,” urainya.

Lalu kapan pembangunan aparte­men itu dimulai? Ditanya demikian, Kutut mengaku, belum bisa menye­butkan waktunya. Sebab, saat ini investor masih mengurus izin di Pemerintah Pusat. Bisa jadi akhir tahun ini,” imbuhnya.