Alami penurunan harga pada beberapa komoditas, Indeks Harga Konsumen (IHK) m-to-m Bulan Mei 2024 di Kota Kediri berada pada angka -0,20 persen atau menurun apabila dibandingkan dengan inflasi Bulan April 2024 yakni 0,54 persen. Hal tersebut disampaikan oleh Pardjan, Kepala Badan Pusat Statistik Kota Kediri dalam Meeting Press Release Berita Resmi Inflasi secara daring, Senin (3/5). Hal serupa juga terjadi pada inflasi y-on-y Bulan Mei 2024 sebesar 2,28 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sekaligus menjadi urutan terendah inflasi y-on-y se-Jawa Timur. “Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil inflasi m-to-m tertinggi sebesar 0,5 persen. Sedangkan pada inflasi y-on-y, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 1,50 persen,” terang Pardjan.
Dirinya juga menyebutkan beberapa komoditas penyumbang inflasi di Bulan Mei, antara lain: telur ayam ras sebesar 0,06 persen; emas perhiasan sebesar 0,04 persen; sawi hijau sebesar 0,03 persen; cabai merah, bawang merah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), terong, kangkung, bayam, bawang putih, alpukat, dan semangka masing-masing 0,02 persen; daun bawang, kol putih/kubis, jagung manis, tahu telor/tahu tek-tek, kue kering berminyak, bakso siap santap, apel, anggur, kentang, dan sabun mandi masing-masing 0,01 persen.
Sementara itu terdapat pula komoditas yang memberikan andil penghambat inflasi di Bulan Mei, yaitu: beras mengalami deflasi sebesar -0,29 persen; tomat -0,09 persen; daging ayam ras sebesar -0,08 persen; cabai rawit sebesar -0,06 persen; pepaya sebesar -0,03 persen; angkutan antar kota sebesar -0,02 persen; tarif kereta api, angkutan udara, ikan nila, buncis, ayam hidup, nangka muda, dan kacang panjang masing-masing sebesar -0,01 persen.
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pasokan bahan pangan di Kota Kediri, karena TPID Kota Kediri telah berupaya melakukan pemantauan harga komoditas di pasar dan menggelar Operasi Pasar Murni (OPM) secara berkala,” terang Pardjan. Dengan demikian diharapkan harga komoditas di pasar bisa terkendali dan terpenuhi dengan baik.
Sementara itu, di lain kesempatan, Tetuko Erwin Sukarno, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Kota Kediri selaku Sekretaris TPID Kota Kediri menyampaikan bahwa pada bulan Mei ini inflasi negatif atau deflasi sedang dialami semua kota dan kabupaten yang menjadi objek penghitungan indeks harga konsumen (IHK) oleh BPS karena banyak komoditas bahan pokok yang mulai kembali ke harga normal setelah mengalami kenaikan pada lebaran kemarin, Rabu (5/6). Menurutnya, Kota Kediri berada pada posisi yang aman dengan deflasi yang tidak terlalu dalam dan berharap dengan penurunan harga rata-rata ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat.
Erwin menyampaikan beberapa langkah seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Operasi Pasar (OP) dilaksanakan secara tematik selama Bulan Mei kemarin "Kami melaksanakan GPM bawang merah dan OP minyak goreng dan gula pasir secara tematik sesuai dengan komoditas yang harganya masih di atas harga acuan untuk memastikan keterjangkauan harga di tingkat konsumen" jelasnya.
Meskipun secara umum bahan pokok mengalami penurunan harga, pihaknya terus memonitor kondisi harga dan ketersediaan bahan pokok di pasaran terutama menjelang Hari Raya Idul Adha nanti. "Kami akan pantau dan kendalikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bahan pokok, Semoga warga Kota Kediri dapat merayakan Idul Adha tahun ini dengan khusyu, lancar, dan aman" tutupnya.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri