Pada Juni 0,89 Persen, Ramadan Diprediksi Masih Tetap Tinggi
Bukan hanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan inflasi di Kota Kediri. Namun pergantian cuaca yang ekstrem pun memberikan imbas cukup signifikan.
Pasalnya, stok komoditas sayuran menjadi terbatas, sementara permintaan meningkat pada Ramadan. Akibatnya, harga tomat sayur, wortel, dan kacang panjang terdongkrak naik. "Selain itu, selama Juni harga telur ayam ras, bahan bangunan seperti batu bata dan tarif angkutan pun mengalami kenaikan," terang Kasi Statistik dan Distribusi BPS Kota Kediri Lulus Haryono.
Inflasi yang terjadi pada Juni 2013, menurut dia, karena hampir semua bahan makanan terjadi kenaikan harga.
"Konclisi ini dipengaruhi oleh kenaikan BBM, baik sebelum atau sesudahnya," terang Lulus saat dihubungi melalui ponselnya.
Akibat melambungnya sejumlah harga bahan pokok ini, angka inflasi melonjak menjadi sebesar 0,89 persen. Dengan angka inflasi itu, Kota Kediri berada di urutan pertama inflasi kumulatif (selisih kenaikan dibanding Juni tahun laluj se-Jawa Timur dan tertinggi ketiga pada Juni 2013. Kondisi ini jauh berbeda dibanding Mei 2013, dimana Kota Kediri justru mengalami deflasi 0,2 persen. Pasalnya, selama Mei terjadi penurunan harga pada bahan makanan yang sama, seperti bawang merah, tomat sayur, cabai rawit, dan wortel.
"Kondisi lonjakan inflasi di bulan Juni telah terjadi selama empat tahun," beber Lulus. Yaitu sejak tahun 2010 hingga 2013. Inflasi tertinggi terjadi pada 2010, yaitu sebesar 1,27 persen.
Selain kenaikan harga komoditas bahan makanan (0,32%), penyumbang inflasi juga berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,77 persen), kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar (0,16 persen), kelompok kesehatan (0,54 persen), kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,03 persen) dan juga kelompok ranspon, komunikasi dan jasa keuangan (3,82 persen).
Jika dilihat dari inflasi kumulatif tahun kalender (perbandingan Juni 2012 dengan Juni 2013), inflasi tertinggi sampai Juni 2013, Kediri berada di peringkat pertama bersama Malang sebesar 3,13 persen. Sementera inflasi kumulatif terendah di Jawa Timur terjadi di Jember sebesar 2,55 persen.
Angka inflasi ini, diprediksi Lulus akan terus meningkat selama Juli. Pasalnya, sejumlah bahan pokok sudah menunjukkan kenaikan drastis. Seperti bahan makanan, cabai rawit, dan bawang merah. Apalagi, setelah terjadi kenaikan harga BBM akhir Juni lalu, dampaknya kian terasa.
Begitu juga dengan kondisi iklim yang tidak menentu juga masih dirasakan oleh petani. Sehingga, produktivitas pertanian juga berkurang. "Saat ini kami masih melakukan pemantauan sementara, untuk lebih lengkapnya menunggu sebulan," jelasnya.
Di tempat terpisah, kenaikan harga bahan makanan memang sudah sangat dirasakan oleh para pedagang. Seperti diakui Lala, 22, pedagang di Pasar Setonobetek, harga tomat sayur yang sebelumnya Rp 6 ribu/kg, sejak Selasa (9/7) sudah naik menjadi Rp 10 ribu/kg.
Begitu juga dengan cabai rawit yang sebelumnya Rp 30 ribu/kg, sejak tiga minggu terakhir terus merangkak naik. "Sekarang sudah Rp 70 ribu perkilogram," bebernya.
Sementara bawang merah mengalami kenaikan dari Rp 35 ribu/ kg menjadi Rp 50 ribu/kg. "Saudaranya yaitu bawang putih justru masih bertahan di angka Rp 15 ribu/kg. Selisih yang jauh ini membuat beberapa pedagang sayur di Pasar Setono betek jarang yang berjualan bawang merah. Sementara jika ada stok bawang merah, kualitasnya pun tidak begitu bagus.
Kediri, Radar
Tidak ada artikel terkait