Mohammad Ansori, Pemain Persik yang Jalani Seleksi Timnas

prestasi |

 

           Penampilan Mohammad Ansori musim ini cukup mengejutkan. Sebagai pemain yang baru kali pertama mencicipi ajang Liga Indonesia, dia langsung mendapatkan tempat reguler di tim Macan Putih. Meski tidak sejak awal musim 2011 /2012 ditampilkan, mantan pemain Persik U-21 itu langsung dipasang di tempat utama. Bahkan sampai dengan kompetisi berakhir, pemain U-21 ini masih diandalkan.

         Hampir semua pertandingan, mulai pertengahan putaran pertama Ansori selalu diturunkan oleh pelatih Persik Djoko Malis Mustafa. Djoko memang suka memberikan kepercayaan kepada para pemain muda. Padahal diawal kompetisi, banyak yang meragukan kemampuan bujang asal Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri tersebut. Sebab mantan pemain Akademi Sepak BolaTriple S ini sama sekali belum punya nama.

          Dia pun sempat dipandang sebelah mata lantaran dinilai biasa-biasa saja. Dari segi postur, Ansori tak terlalu istimewa. Posturnya rata-rata, sama dengan pemain lain. Namun, seiring berjalannya waktu, kepercayan publik perlahan-lahan muncul. Ini setelah Ansori menunjukkan skill bermain-nya yang semakin bagus. Selain itu, ia juga konsisten dalam setiap penampilannya.

        Saat diturunkan oleh pelatih, Ansori sa­ma sekali tak gentar menghadapi bek-bek lawan yang berbadan besar. Triknya melewati lawan lewat pinggir lapangan selalu ditunggu-tunggu suporter Persik. Dia tampil cukup tenang di setiap pertandingan meski usianya masih belum genap 23 tahun.

         Sampai-sampai, nama Ansori akhirnya terdengar hingga ke telinga pelatih tim nasional (timnas) Aji Santoso dan Widodo C. Putra akhir-akhir ini. Ya, beberapa hari lalu pemain Per­sik ini mendapatkan panggilan dari pelatih timnas tersebut untuk mengikuti seleksi. "Setelah Lebaran itu saya men­dapatkan panggilan dan langsung ke Jakarta" kata pemain yang selama ini mengenakan nomor punggung 26 itu.

      Panggilan untuk mengikuti trial tersebut tentu mengagetkan Ansori. Apalagi meski berkeinginan menjadi anggota timnas, dia tidak menyangka bakal benar-benar menerima kesempatan emas itu. "Siapa yang tidak ingin masuk timnas Mas. Makanya saya kaget sekali dapat panggilan meski masih seleksi," tutur dua bersaudara itu. Apalagi selama ini tim Macan Putih yang dibelanya, berprestasi biasa-biasa saja. Ini jika dilihat dari posisi di akhir kompetisi. Selain itu, penampilan Persik diajang Divisi Utama musim ini juga tidak mendapat­kan perhatian besar dari masyarakat.

         "Pertandingan Persik kan tidak pernah disiarkan televisi nasi­onal selama-musim ini,” katanya sembari tersenyum. Di tengah keterkejutannya itu, mantan pemain Kota Kediri di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) III Jatim tersebut bertekad akan menunjukkan seluruh kemampuannya dalam proses seleksi yang digelar be­berapa hari setelah Lebaran di Jakarta.

        Bagi Ansori, mendapat kes­empatan mengikuti seleksi jadi pemain tim nasional sangat langka. "Saya harus berusaha sekuat tenaga supaya lolos," ujar pemain yang sempat bercita-cita menjadi tentara itu. Perjuangan yang dilakukannya memang sangat berat. Sebab sekarang ini sudah ada puluhan pemain yang mengikuti selek­si. Tentu, merekalah yang men­jadi rivalnya bersaing masuk skuad timnas. "Banyak sekali pesertanya. Terus bertambah yang ikut seleksi," ungkapnya.

     Di balik keikutsertaan pemain Persik ini dalam seleksi timnas, ada cerita menarik saat keberangkatannya ke Jakarta. Saking mendadaknya panggilan dari pelatih timnas, Ansori sempat kebingungan. Karena bergegas berangkat, dia tak sempat berpamitan ke manajemen Persik. Termasuk ke CEO Persik Sunardi yang sebenarnya menunggu dipamiti. "Saya rencananya mau kasih uang saku supaya untuk perjalanan ke Jakarta. Tapi dia tidak datang-datang," kata Sunardi.

Kediri,Radar