"Saya dapat kado spesial dari anak-anak," ujar Noto, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Dikmen Disdik) Kota Kediri, dengan gembira.
Rabu siang itu (21/11), dia berada di ruang kepala SMPN 1 Kediri mengikuti acara perpisahan kepindabannya ke disdik. Saat menemui wartawan koran ini di sana, Noto mengungkap kado yang dimaksud adalah prestasi siswa SMPN 1 Kediri. Karena ketika menunaikan ibadah haji pada 6 Oktober, ia dimutasi dari kepala sekolah (kasek) menjadi kabid dikmen disdik. Begitu pulang ke Kediri 9 November, Noto menerima laporan enam siswanya berhasil meraih medali perak dalam bidang studi matematika dalam International Competitions and Assessments for Schools (ICAS) 2012.
"Ini kado yang luar biasa. Senang sekali dan bangga bisa melihat anak-anak berprestasi," urainya. Enam siswa yang membuat Noto tersenyum lebar sebelum meninggalkan SMPN 1 Kediri tersebut adalah Moh. Edwin, dari kelas IXB; Sahansyah, siswa kelas VIIIB; Ari Riscahyo, dari kelas VIII C; Ricki Bin Yamin, siswa kelas IXB; Benny Iswanto dan Andi Gunawan, keduanya siswa kelas IX I.
Keberhasilan merebut enam perak itu tidak diraih Edwin dkk dengan mudah. Mereka harus kerja ekstra keras untuk menghadapi ICAS, keenam siswa ini sudah melakukan persiapan sejak duduk di bangku kelas VII.
Setelah disaring dan diketahui punya kemampuan, bakat, dan minat di matematika, mereka langsung dibina secara intensif. Guru pembina matematika Tholihul Ulum dengan sabar dan telaten mengasah kemampuan 6 siswa itu sepulang sekolah. Puluhan ribu soal matematika dengan berbagai model menjadi bahan latihan.
Edwin dkk digembleng secara intensif selama dua bulan. Mereka tidak hanya belajar dan berlatih mengerjakan soal matematika yang menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi juga dalam bahasa Inggris. "Soal ICAS menggunakan bahasa Inggris. Tadi anak-anak harus memahami bahasa Inggris," sambung Ulum.
Agar kemampuan dan motivasi meningkat, SMPN 1 mendatangkan tentor dari lembaga pendidikan. Ini membuat 6 siswa tersebut bisa merasakan tantangan soal-soal matematika yang baru. Hasil dari kerja keras mereka terlihat dalam tes matematika ICAS yang digelar Sabtu (22/9) di SMPN 1 Kediri. Sebanyak 40 soal bisa dikerjakati dengan baik. "Ada 35 goal pilihan ganda dan lima soal esai dalam bentuk bahasa Inggris," ungkap Ari.
Menghadapi soal matematika berbahasa Inggris yang berbeda dengan bahasa Indonesia, mereka terlalu kesulitan. Sebanyak 40 soal bisa dikerjakan dengan baik. Itu berkat latihan sehingga terbiasa.
Meski waktu yang disediakan hanya satu jam, siswa SMPN 1 Kediri tidak mengalami kesulitan berarti. "Ada beberapa soal yang sulit tetapi semuanya saya jawab," aku Ari. Sayang, jawaban Edwin dkk tidak ada yang tepat 100 persen. Karena itu, medali emas belum berhasil diraih. Walau demikian, anak-anak jago matematika itu masih bisa tersenyum. Karena mereka berhasil membawa pulang enam medali perak.
Prestasi tersebut lebih baik dari tahun lalu. Pada 2011 silam, SMPN 1 Kediri hanya merebut lima medali perak. Kendati berhasil melampaui perolehan tahun lalu, Edwin dkk kurang puas. Sebab target sebenarnya bisa meraih emas. "Sayang hanya dapat perak," keluh Ari.
Beruntung, dari enam siswa yang meraih perak, dua di antaranya masih kelas VIII. Mereka adalah Ari dan Sahansyah, Keduanya masih punya kesempatan mengejar target yang belum tercapai. "Tahun depan, kami harus dapat emas," tegas Ari disambut anggukan Sahansyah.
Agar target emas tidak meleset lagi, Ari dan Sahansyah bertekad mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Waktu satu tahun yang dimiliki akan digunakan mengasah kemampuan di bidang studi matematika. "Kami ingin mempersemhahkan emas untuk SMPN 1," ujar Ari.
Tekad Ari dan Sahansyah membuat Ida Soraya, penanggung jawab RSBI SMPN 1 Kediri, bangga. Ola pun siap meningkatkan pembinaan di bidang studi yang dilombakan dalam ICAS. Karena selain matematika, ada bahasa Inggris, science, writing, dan komputer. "Kami berharap bisa meraih emas pertama tahun depan," terangnya.
Keikutsertaan SMPN 1 Kediri dalam ICAS ini wajib karena berstatus RSBI. Sedangkan, ICAS adalah lembaga yang ditunjuk Kementerian Pendidikan Nasional untuk mengukur kemampuan siswa RSBI. Salah satu syarat menjadi SBI adalah berprestasi dalam lomba seperti ICAS. "Enam perak ini, kami berikan kepada Pak Noto sebagai kado dari anak-anak," ujar lda.
Kediri, Radar