"Kota Kediri membutuhkan saya. Jadi, saya harus pulang," ujar Eka mengomentari alasan pengunduran dirinya dari Prima Pratama. Sprinter perempuan ini resmi keluar pada 31 Januari 2013. Selanjutnya, dia akan memperkuat Kota Kediri di Porprov Jatim di Madiun, Juni nanti.
Tenaga Eka memang sangat dibutuhkan. Dia menjadi tumpuan Kota Kediri meraih medali emas di nomor 100 meter dan 200 meter. "Saya akan berjuang habis-habisan untuk mendapatkan emas," tegasnya.
Sejauh ini, persiapan Eka cukup baik. Sebelum tampil di Porprov Jatim, ia sudah terjun di Panglima Cup di Bandung pada 22-25 Juni 2012. Turnamen ini diikuti sprinter-sprinter terbaik Tanah Air. Meski demikian, Eka tidak keder.
Di babak penyisihan nomor 100 meter, Eka membukukan catatan waktu 12,52 detik. Dia berhasil mencapai finis di posisi pertama. Di partai final, atlet ini tampil luar biasa. Eka berlari lebih cepat dari babak penyisihan. Catatan waktunya 12,44 detik.
Hasilnya, ia menjadi juara dan berhak atas medali emas. "Senang sekali mendapat emas di nomor 100 meter," urai cewek kelahiran Kediri, 8 Juli 1996 ini.
Sayang, sukses Eka di nomor 100 meter tidak berlanjut di nomor 200 meter. Dia harus mengakui keunggulan pelari asal Bali. Eka hanya membukukan catatan waktu 25,97 detik. Sedangkan, catatan waktu sprinter asal Pulau Dewata itu 25,18 detik
Meski hanya mendapat perak di nomor 200 meter, dia tidak terlalu kecewa. Kegagalan itu justru menjadi pelecut semangatnya. Eka berjanji akan berlatih keras dan memperbaiki catatan waktunya. Sehingga di Porprov Jatim Juni nanti, catatan waktunya lebih baik lagi.
Yang menarik, meski ditarget satu emas, Eka punya ambisi melebihi target tersebut. Dia ingin mempersembahkan dua emas untuk Kota Kediri. Dua nomor yang dibidiknya 100 meter dan 200 meter. "Mudah-mudahan saya dapat meraih dua emas," harapnya.
Melihat catatan waktu di nornor 100 meter 12,44 detik, Eka optimistis bisa meraih emas di porprov nanti. Karena sampai sekarang, dia melihat sprinter-sprinter Jatim belum ada yang mencapai catatan waktu tersebut. Sedangkan di nomor 200 meter, Eka harus kerja keras. Karena ada beberapa sprinter yang kemungkinan lebih cepat dari catatan waktunya. "Saya harus kerja keras agar bisa tampil prima di porprov," akunya.
Supaya persiapannya tidak terganggu, sprinter yang masuk Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar Jatim di Kediri ini tetap tinggal di mes. Dia berlatih setiap hari di lintasan atletik Stadion Brawijaya. Mulai pukul 15.30 hingga 17.00. "Saya pagi harus sekolah, jadi latihan hanya sore," katanya.
Uniknya, meski prestasi di dunia atletik sudah mentereng, tetapi Eka tidak mau hanya menjadi atlet nasional. Dia bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil (PNS). "Olahraga masih belum bisa jadi gantungari hidup," tutur anak pertama dari dua bersaudara pasangan Arifin Subagyo dan Atiek Achiruz Jannah ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Kediri Mukono menganggap keputusan Eka keluar dari Prima Pratama demi membela Kota Kediri di Porprov Jatim 2013 rnenunjukkan loyalitasnya pada daerah. Untuk itu, KONI akan mendukung dan mempersiapkan Eka sebaik-baiknya. Sehingga, target emas bisa dipenuhi. "Eka adalah salah satu sprinter terbaik yang dimiliki Kota Kediri," jelasnya.
Di nomor 100 meter dan 200 meter, Eka dianggap masih yang tercepat. Pelari-pelari di Kota Kediri belum bisa menandinginya. Karena itu, Kota Tahu sangat bergantung pada cewek asal Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren ini.
Selain mempunyai kecepatan, jam terbang Eka juga dianggap sudah banyak. Dia tidak hanya sering tampil di lomba-lomba tingkat nasional tetapi juga internasional. Eka tercatat pernah berlaga di lomba lari tingkat Asia di Singapura pada 2012. Dia tampil di estafet 4x100 meter putri. Hasilnya, tim Indonesia meraih emas.
Kediri, Radar