Raih Dua Medali Emas, Pecahkan Rekor KRAPSI
Nurita meraih prestasi gemilang di Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (KRAPSI) di Jakarta pada 26-30 Desember. Perenang andalan Arwana Kediri ini berhasil membawa pulang dua medali emas. Istimewanya, dia juga memecahkan rekor.
"Saya kaget sekali saat tahu memecahkan rekor KRAPSI,” ujar Nurita melalui telepon seluler (ponsel). Ketika dihubungi Radar Kediri kemarin. Perenang Arwana Kediri ini sama sekali tidak menduga bisa memecahkan rekor KRAPSI. Apalagi, Nurita yang turun di KU13 (kelahiran tahun 2000) tersebut tidak hanya memecahkan rekor di satu nomor. Tetapi dua nomor sekaligus. Yaitu 50 meter gaya dada dan 100 meter gaya dada.
Di nomor 50 meter gaya dada, Nurita hanya membutuhkan waktu 35,26 detik. Sedangkan, rekor KRAPSI adalah 35,70 detik. Artinya, perenang cewek ini lebih cepat 0,44 detik.
Sementara di nomor 100 meter gaya dada, Nurita juga lebih cepat dari rekor KRAPSI. Jika sebelumnya, rekor KRAPSI di nomor 100 meter gaya dada putri adalah 1 menit 18 detik Nurita berhasil mencatat waktu satu menit 17 detik. Ini berarti, dia lebih cepat satu detik. "Waktu latihan saja, saya tidak pernah mencatat waktu terbaik seperti di KRAPSI. Ini sungguh luar biasa,” urainya.
Selain berhasil memecahkan rekor KRAPSI, Nurita juga berhak membawa pulang dua medali emas. Itu karena ia menjadi juara di dua nomor spesialisnya tersebut. "Senang sekali bisa menjadi juara KRAPSI 2013," katanya.
Keberhasilan Nurita tersebut tidak terlepas dari kerja kerasnya selama ini. Siswi kelas VIII SMPN 8 Kediri ini rajin berlatih di kolam renang Pagora, Kota Kediri. Sejak SD, dia sudah masuk klub renang Arwana Kediri.
"Saya senang renang karena ayah saya juga seorang perenang," ungkap anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Sainuri dan Masiyati ini. Darah renang dari ayahnya tersebut membuat Nurita semakin percaya diri menekuni olah-raga air tersebut. Beruntung, ibunya juga mendukung. Sehingga, setiap berlatih di Kota Kediri, ibunya selalu mengantar.
"Rumah saya di Plosoklaten, Kabupaten Kediri, jadi pulang pergi latihan selalu diantar ibu," akunya.
Mengalirnya darah perenang di tubuh Nurita tersebut membuat kemampuannya meningkat pesat setelah diasah pelatih Supriyono. Dia terus menunjukkan kecepatannya di renang, khususnya di gaya dada. Sehingga, Nurita akhirnya masuk atlet Kota Kediri.
Di Pekan Olahraga Provinsi (Perprov) Jatim di Madiun pada Juli lalu, Nurita berhasil menyumbangkan satu medali emas, satu perak, dan satu perunggu untuk Kota Tahu. Emas diperoleh dari nomor 200 meter gaya dada.
Perenang remaja ini juga mengukir prestasi gemilang di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) XII 2013 di GOR Sumantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta pada 17 September 2013. Nurita meraih medali emas di nomor 200 meter gaya dada.
Keberhasilan tersebut membuat Nurita masuk kontingen Indonesia di Asian Youth Games di Tiongkok pada 16-24 Agustus di Tiongkok. Sayang, saat itu, Nurita gagal menjadi juara. Dia tidak bisa tampil maksimal karena suhu yang dingin.
Namun demikian, penampilan Nurita terus membaik. Dia juga semakin cepat. Hal itu ditunjukkan saat tampil di kejuaraan renang antar perkumpulan daerah (Krapda) Jatim 2013. Saat itu, dia memborong tiga medali emas.
Selanjutnya, di KRAPSI di Jakarta, prestasi sensasional kembali ditorehkan. Dia sudah meraih dua emas dan memecahkan rekor KRAPSI. Rencananya, hari ini (29/12), Nurita akan tampil di nomor spesialisnya, yaitu 200 meter gaya dada putri. "Saya yakin bisa juara," tandasnya.
Rasa optimistis tersebut menjadi kata wajib bagi Nurita di setiap perlombaan. Karena dengan optimistis, dia menjadi percaya diri (pede). Sehingga, bisa meraih juara di setiap lomba yang diikuti.
Ke depan, Nurita ingin terus meraih prestasi di kolam renang. Harapannya saat ini adalah menjadi perenang nasional. Dirinya ingin mengharurnkan Indonesia di berbagai event internasional. "Saya ingin meraih medali emas untuk Indonesia," tegasnya.
Sementara itu, pelatih Arwana Kediri Supriyono menganggap, Nurita merupakan, perenang berbakat dan potensial yang dimiliki Arwana. Kemampuannya tidak perlu diragukan lagi. Karena dia sudah menorehkan sejumlah prestasi gemilang di berbagai event.
"KRAPSI ini adalah bukti nyata jika Nurita layak menjadi perenang nasional," tandasnya. Keberhasilan Nurita tersebut tidak boleh membuat yang bersangkutan besar kepala atau cepat puas. Latihan keras harus terus dilakukan. Karena perjuangan menjadi perenang nasiohal masih cukup panjang.
Selain itu, renang adalah olahraga terukur. Artinya, semua ditentukan oleh waktu. "Latihan keras adalah kunci untuk meningkatkan catatan waktu perenang," terangnya.