Sulap Ubi Jadi Softcase Laptop
Unik. Itulah kesan kali pertama melihat hasil karya siswa SMKN 2 Kota Kediri. Bagaimana tidak, dengan kreativitasnya tiga siswi sekolah itu, yakni Wahyu Amanggaleh (kelas XII pemasaran), Maharani Laily Fitrawati (kelas XI multimedia), dan Nia Restiana Sari (kelas XI multimedia) membuat produk yang dinamai MN 2 Softcase Laptop dengan bahan dasar ubi kayu, rubber silicon, dan minyak goreng. Produk nyeleneh ini pun berhasil meraih juara 2 dalam ajang Jawara SMK 2014, sebuah perlombaan yang diadakan Pemprov Jatim di Surabaya, Kamis (6/11) hingga Sabtu (8/11).
Inspirasi pembuatan karya unik itu berasal dari Alm Profesor HM Hembing Wijayakusuma yang dalam bukunya menyebutkan ubi kayu merupakan obat alami untuk menyembuhkan luka bakar serta sariawan. Dari sanalah ide pembuatan softcase laptop itu muncul. Ketiga siswi tersebut awalnya ingin membuat sebuah produk sebagai pengganti fan atau kipas laptop dengan sesuatu yang lebih simpel dan murah.
Disamping sebagai pendingin softcase laptop tersebut juga sebagai pelindung dari benturan dan radiasi yang berbahaya bagi tubuh manusia. Saat diwawancarai Koran Memo, ketiga siswi tersebut membeberkan cara pembuatan produk mereka. Awalnya setelah ubi kayu dikupas dan dicuci, kemudian diparut. hingga lembut. Setelah itu parutan ubi kayu dicampur dengan rubber silicon secara perlahan. Selanjutnya dicampur dengan bahan catalis ke adonan dan aduk hingga merata agar warna merata. Kemudian, oles cetakan dengan menggunakan minyak goreng hingga merata. Selanjutnya bahan setengah jadi tersebut diletakkan di atas cetakan dan diratakan. “Pastikan ketebalan adonan rata,” ujar Nia.
Setelah adonan tersebut di pastikan merata ketebalannya, angkat beserta cetakannya kemudian jemur di bawah sinar matahari. “Menjemumya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam,” ujar Maharani.
Dengan menggunakan bahan-bahan tersebut, hanya membutuhkan dana sebesar tidak lebih dari Rp 200.000 untuk 3 produk. Jumlah harga tersebut terhitung sangat murah juga dibandingkan dengan harga softcase untuk HP berukuranriya kecil yang harganya bisa mencapai Rp 60.000. “Bisa lebih tergantung ukuran laptop tesebut,” imbuh Wahyu. Dalam satu hari, para siswi tersebut mengaku dapat membuat lebih dari satu produk. Namun karena terkendala jumlah cetakan yang masih berjumlah satu, mereka hanya bisa membuat satu produk dalam satu hari. “Karena jumlah cetakan terbatas,' kami masih bisa membuat 1 produk,” imbuh Wahyu. Pihak sekolah sendiri mengaku siap mengembangkan produk hasil ketiga siswa tersebut untuk meningkatkan nilai ekonomi ubi kayu. Namun karena masih terkendala dengan dana yang dibutuhkan untuk pengembangan, pihak sekolah mengaku membutuhkan bantuan dari Pemerintah Kota Kediri untuk membantu dalam proses pembuatan produk tersebut.
M. Safiqurrohman, guru, pembimbing ketiga siswi tersebut berencana akan terus berusaha agar produk tersebut dapat lebih sempurna. “Saat ini produknya masih belum rata di bagian depan, itu karena kami terkendala dengan cetakan masih sangat sederhana,” kata Safiqurrohman.