Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menekankan agar di lingkungan sekolah anak-anak diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan. Generasi penerus harus mulai diajarkan untuk dapat memilah sampahnya sendiri. Itu lah yang ditekankan Abdullah Abu Bakar saat memberikan pembinaan Sekolah Adiwiyata, Rabu (2/3) di SMP Negeri 3 Kediri.
“Mengolah sampah ini juga penting untuk kita lakukan. Ada 140 hingga 150 ton average sampah setiap harinya di TPA Klotok. Kota kita ini kecil tidak bisa lagi kita pengadaan TPA. Kita di Kota Kediri ini punya cita-cita menjadi zero waste city. Nah ini harus kita wujudkan bersama-sama,” ujarnya.
Melalui Sekolah Adiwiyata ini, diharapkan anak-anak menjadi lebih semangat untuk peduli terhadap lingkungan dan sampah. Anak-anak harus dibangun kesadarannya untuk meletakkan sampahnya di tempat yang benar. Tanggung jawab untuk menjaga lingkungan ini harus benar-benar ditanamkan sejak dini. “Saya titip pesan agar anak-anak ini diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Saat terjadi banjir kita lihat saluran airnya. Ternyata banyak tersumbat sampah-sampah plastik yang dibuang sembarangan. Kalau kita ajarkan tanggung jawab lingkungan dan sampah di lingkungan sekolah pasti di lingkungan rumah juga akan terbiasa,” pesannya.
Wali Kota Kediri juga mengajak kepada seluruh pihak untuk terus menjaga sustainability di Kota Kediri. Semua bisa dimulai dengan langka-langkah kecil mulai dari tidak membuang sampah sembarangan dan mulai mengurangi penggunaan plastik. “Kota kita ini harus terus sustain. Kita harus terus menjaga lingkungan agar lingkungan kita tidak tercemar. Nanti kalau sudah tercemar susah untuk mengembalikan lagi. Makanya kita jaga mulai dari sekarang,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala DLHKP Kota Kediri Anang Kurniawan menambahkan Adiwiyata ini merupakan penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kota/kabupaten, provinsi, maupun pusat kepada sekolah yang berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan di lingkungan sekolah. Di tahun 2022 ada delapan sekolah yang dikirmkan ke tingkat provinsi yakni SDN Tamanan, SDN Sukorame 2, SDN Mojoroto 4, SD Plus Rahmat, SMPN 3 Kediri, SMP Ar-Rahman, SMP Katholik Santa Maria, dan SMK PGRI 2. “Untuk yang kita kirimkan ke tingkat provinsi ini telah memenuhi syarat. Yakni minimal satu tahun telah meraih Adiwiyata tingkat kota/kabupaten. Selanjutnya juga begitu untuk tingkat nasional harus minimal satu tahun meraih Adiwiyata tingkat provinsi. Serta yang paling tertinggi yakni Mandiri minimal harus satu tahun meraih Adiwiyata tingkat nasional dan memiliki dua sekolah binaan,” imbuhnya.
Tak hanya memberikan pembinaan, Wali Kota Kediri juga menyerahkan tanaman dan biopori kepada delapan sekolah yang akan mengikuti Adiwiyata tingkat provinsi. Turut hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Siswanto, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Kediri, dan Kepala Sekolah yang akan mengikuti Adiwiyata tingkat Provinsi.