Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar bersama Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Kediri Moch. Choirur Rofiq meluncurkan Kediri Town Square sebagai Mall Sehat Inovatif Aman Pakai (SIAP) Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), Jumat (8/7). Saat ini di Kota Kediri telah memiliki jumlah merchant sebanyak 86.318 yang bisa bertransaksi dengan QRIS. Diharapkan penggunaan QRIS di Kota Kediri semakin meluas. Peluncuran ini bersamaan dengan pre-event Festival Ekonomi Keuangan Digital (FEKDI) yang diselenggarakan oleh KPwBI Kediri.
"Perubahan itu adalah keniscayaan. Dulu orang nyaman pegang uang sekarang nyamannya dengan uang digital. Cukup membawa hand phone kita scan QRIS sudah bisa melakukan transaksi," ujarnya.
Abdullah Abu Bakar mengungkapkan penggunaan QRIS memang efektif dan efisien. Penggunaan non tunai di Kota Kediri juga mengalami peningkatan. Mulai tahun 2018, Pemerintah Kota Kediri menggunakan cara pembayaran non tunai termasuk dalam sisi pendapatan asli daerah. Di awal program ini pembayaran PBB secara non tunai masih 29 persen. Di tahun 2022 yang masih berjalan ini sudah mencapai 45,68 persen. "Alhamdulillah semakin banyak masyarakat yang teredukasi. Terima kasih kepada Bank Indonesia dan perbankan lainnya telah meyediakan banyak merchant di Kota Kediri. Bagi pemungut pajak seperti pemda ini sangat diuntungkan dengan QRIS. Uang tidak menumpuk di kantor tapi langsung di bank," ungkapnya.
Pemerintah Kota Kediri dan KPwBI Kediri juga mendorong UMKM untuk menggunakan QRIS. Agar UMKM di Kota Kediri lebih bankable dan mengenal berbagai macam sistem pembayaran. Apalagi sekarang UMKM didorong untuk go digital. "Saya berharap kemajuan teknologi ini semakin memudahkan masyarakat. Perekonomian di Kota Kediri memang belum seperti sedia kala. Saya minta semua pihak turut mendorong perekonomian yang ada di Kota Kediri," pungkasnya.
Sementara itu Kepala KPwBI Kediri Moch. Choirur Rofiq mengatakan dengan banyaknya jumlah merchant yang ada di Kota Kediri menunjukkan kegiatan ekonominya cukup luar biasa. Dengan banyaknya merchant yang sudah menggunakan QRIS diharapkan partisipasi masyarakat semakin bertambah lagi. "Kita lihat saat pandemi kemarin kegiatan ekonomi banyak ditunjang oleh digital. Pola pembayaran masyarakat juga berubah menjadi non tunai. Ini perlu kita sambut bahwa kegiatan ekonomi dengan transaksi non tunai menunjukkan perekonomian kita sangat efisien," ujarnya.
Sementara untuk pre-event FEKDI ini merupakan bagian dari event puncak FEKDI yang akan diselenggarakan di Bali. Dimana FEKDI merupakan side event dari G20. Pada pre-event FEKDI di Kota Kediri juga diisi lomba mewarnai, latte art competition dan sosialisasi QRIS, cinta bangga paham rupiah, serta talkshow investasi pintar.
Turut hadir kepala OJK Kediri Bambang Supriyanto, Ketua KADIN Kota Kediri Muhammad Sholikin, KH. Abu Bakar Abdul Jalil, Pimpinan Perbankan, Pimpinan Area OVO dan Shopeepay, serta tamu undangan lainnya.