Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) digunakan untuk menyejahterkaan masyarakat termasuk juga kegiatan seni budaya seperti halnya Pagelaran dan Bursa Keris Nasional serta Pameran Lukisan Rupa Kita. Event seni budaya ini dibuka oleh Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Jumat (5/8). Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 5-7 Agustus di Area Kediri Town Square. Pada tahun ini pameran keris bertajuk "Kediri Raya Nyawiji" dan pameran lukisan bertajuk "Gumegrah".
"Saya mengucapkan rasa syukur yang setinggi-tingginya bisa mengadakan kegiatan ini. Terima kasih kepada paguyuban karena kalau mengadakan ini sendiri saya tidak bisa. Makanya kita harus berkolaborasi " ujarnya.
Abdullah Abu Bakar menjelaskan pameran ini sengaja diadakan di pusat perbelanjaan. Harapannya pameran ini juga bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Keris ini merupakan warisan dari nenek moyang dan sudah diakui UNESCO sejak tahun 2005. Nantinya pelajar di Kota Kediri juga diajak untuk melihat pameran ini. Agar generasi muda di Kota Kediri mengerti akan keris ini. Sebab ada hal yang harus diluruskan bahwa keris ini bukan syirik, namun ini untuk melestarikan budaya. "Jangan sampai keris yang dimiliki dan terlahir di Indonesia ini diakui oleh negara lain. Mari kita lestarikan budaya yang kita miliki. Keris ini salah satu rahmat hang diberikan oleh Tuhan. Kita bisa ceritakan pamornya ataupun cara membuatnya kepada anak cucu kita," jelasnya.
Wali Kota Kediri berharap kegiatan seperti ini dapat menggerakkan perekonomian di Kota Kediri. Saat ini banyak sekali orang yang ingin memiliki keris dan mengoleksinya. Begitu juga dengan karya lukisan. Semua pihak di Kota Kediri termasuk seniman harus bangkit bersama-sama. "Tidak ada salahnya kita terus lakulan edukasi. Karena peminatnya ini semakin banyak. Acara ini bisa meningkatkan nilai ekonomi pada hasil karya seniman dan penggiat budaya," pungkasnya.
Di tempat yang sama Kepala Kanwil Dirjen Bea Cukai Jatim 2 Oentarto Wibowo mengapresiasi pelaksanaan pameran ini. Sebab pameran ini mendukung pelestarian budaya termasuk keris. Pameran ini terselenggara dari dana DBHCHT. "Dana itu digunakan untuk menyejahterkaan masyarakat termasuk juga kegiatan seni budaya seperti ini. Saya juga senang Pak Wali tadi mengatakan akan mengajak anak-anak sekolah ke sini untuk mengetahui tentang keris. Ini sungguh luar biasa sekali," ujarnya.
Pagelaran dan Bursa Keris Nasional ini melibatkan paguyuban se-Kediri Raya. Diantaranya, Panji Joyoboyo Kediri, Panji Blitar, Panji Patria Blitar, Paguyuban Baru Klinthing Tulungagung, Paguyuban Bhineka Tunggal Ika Tulungagung, Paguyuban Panji Patrem Trenggalek, Paguyuban Pataji Ngadiboyo Nganjuk, Patika Kediri, dan Paguyuban Satrio Pinayungan Jombang. Dimana kesembilan paguyuban itu tergabung dalam Serikat Pelestari Tosan Aji (SENAPATI NUSANTARA). Sekitar 200 keris dan 46 lukisan dipamerkan dalam pameran ini. Pada pameran ini juga dilakukan peluncuran logo Paguyuban Panji Joyoboyo.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Kantor KPPBC Kediri, Kasdim 0809 Kediri, Kepala OJK Kediri, Perwakilan KPwBI Kediri, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, Ketua Paguyuban Panji Joyoboyo Kediri Imam Mubarok, dan tamu undangan lainnya.