Selepas Lebaran, harga telur ayam ras secara nasional konsisten bergerak naik, tak terkecuali di Kota Kediri. Hingga minggu terakhir Agustus, harga telur di pasar-pasar rakyat terpantau di kisaran Rp 29 ribu, melonjak signifikan dari sebelumnya Rp 24 – 25 ribu.
Merespon hal tersebut, Pemerintah Kota Kediri bersama Bank Indonesia dan Perum Bulog yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyelenggarakan Operasi Pasar pada hari Jum’at (26/8) dan Senin (29/8) mendatang. Adapun komoditas yang disediakan telur ayam sejumlah total 1,2 ton serta beras medium dari Bulog sebanyak 4,5 ton.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menjelaskan, Operasi Pasar ini adalah tindak lanjut dari rapat koordinasi rutin TPID Kota Kediri. “Jadi minggu lalu ada high-level meeting TPID. Kami mendapatkan insight dari BPS Kota Kediri tentang komoditas telur ayam yang berpotensi menyumbang inflasi. Kami putuskan ambil langkah gercep untuk mengantisipasinya dengan menggelar Operasi Pasar,” ujar Wali Kota.
Ditambahkan oleh Wali Kota, mahalnya harga telur ayam lebih disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku pakan akibat gejolak pasar global serta berkurangnya populasi pada sentra-sentra peternakan ayam layer. “Saya kira dua faktor itu yang pada akhirnya sangat mempengaruhi harga telur ayam nasional. Pemkot dan TPID akan terus memonitor perkembangan harganya,” imbuhnya.
Operasi Pasar kali ini mengambil tempat di tiga titik keramaian, yaitu Bundaran Sekartaji, area depan Taman Makam Pahlawan (TMP) dan Lapangan Gajahmada, Pesantren. Untuk harga jualnya, beras medium dipatok harga Rp 41.500 untuk kemasan 5 kg. Sedangkan telur ayam ras dijual dengan harga Rp 25.000/kg, terpaut cukup jauh dari harga umum di pasaran.
Sementara itu, pada kesempatan sebelumnya Kepala KPw. Bank Indonesia (KPwBI) Kediri M. Choirur Rofiq kembali menegaskan dukungan BI dalam upaya pengendalian inflasi di tingkat kabupaten/kota. “Pada 10 Agustus lalu telah dilaksanakan kick-off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan. Kami diminta untuk memperkuat upaya pengendalian inflasi di wilayah kerja bersama-sama dengan stakeholders terkait. Meskipun tingkat inflasi di Kota Kediri secara umum terkendali, TPID merasa perlu mengadakan Operasi Pasar untuk komoditas telur ayam,” ujar Kepala KPwBI Kediri.
Sejauh ini, inflasi kalender di Kota Kediri tahun 2022 tercatat sebesar 3,66%, atau paling rendah dibandingkan daerah lain di wilayah Jawa Timur. Pada bulan Juli 2022, inflasi bulanan tercatat 0,55% dengan penyumbang inflasi terbesar daging ayam, rokok filter dan makanan jadi. Melihat perkembangan terkini, diperkirakan telur akan menjadi salah satu penyumbang inflasi pada bulan Agustus 2022. Ke depannya, TPID Kota Kediri akan terus memperkuat koordinasi dengan BPS Kota Kediri untuk mendapatkan update data terkini sebagai basis pengambilan kebijakan pengendalian inflasi daerah