Meski dibandingkan kota/kabupaten lain angka stunting di Kota Kediri lebih rendah, namun hal tersebut tidak membuat Pemerintah Kota Kediri terlena. Selasa pagi (28/2) Dinas Kesehatan Kota Kediri kembali menggencarkan kampanye cegah stunting di bundaran Sekartaji, Kota Kediri.
Kegiatan gabungan antara Dinas Kesehatan dan seluruh puskesmas di wilayah Kota Kediri ini menyasar masyarakat Kota Kediri, utamanya ibu-ibu supaya lebih aware dengan perkembangan janin dan buah hatinya. Mengingat masa kehamilan dan balita menjadi masa-masa rentan/rawan stunting.
“Dalam kesempatan ini kami mengambil tema cegah stunting dengan Germas atau memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku yang kurang sehat,” terang dr. Fauzan Adima, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri.
“Sementara stunting sendiri merupakan kondisi gangguan pertumbuhan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Anak stunting cenderung lebih kerdil dibanding anak seusianya,”jelasnya lebih lanjut.
Lebih lanjut, melalui kegiatan ini pihaknya juga gencar memberikan edukasi kepada masyarakat utamanya yang melintas di sekitar bundaran Sekartaji tentang upaya pencegahan stunting. Dikatakan olehnya, setidaknya ada 10 hal yang bisa dilakukan.
“Pertama ibu hamil perlu makan lebih banyak dari biasanya, mengonsumsi tablet tambah darah, melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), atasi kekurangan iodium, ASI eksklusif 0-6 bulan, pemberian ASI hingga 23 bulan didampingi MP-ASI, menanggulangi kecacingan, memberikan imunisasi dasar lengkap. Selain itu memperbaiki sanitasi juga penting yakni akses terhadap air bersih dan selalu menggunakan jamban sehat,”ujarnya.
“Kami juga membagikan mini parsel yang berisi aneka buah dan telur sebagai bentuk contoh kepada masyarakat supaya selalu melengkapi gizi seimbang,”tandasnya.
Selanjutnya, lepas dari area bundaran Sekartaji, para tim puskesmas di masing-masing wilayah akan meneruskan misi kampanye dan sosialisasi pencegahan stunting kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting Kota Kediri tahun 2022 sebesar 14,3%. Sementara target penurunan stunting nasional tahun 2024 adalah 14% berdasarkan perpres No. 72 Tahun 2021.
“Di Kota Kediri tahun 2023 ini ditargetkan prevalensi stunting turun di angka 11,48% dan tahun 2024 menjadi 9,2%, hasil kesepakatan Rakortek Renbang TPPS tahun 2022,”ujar Fauzan.
Sementara itu, sebaran kasus stunting di Kota Kediri didominasi oleh wilayah Kecamatan Kota sebesar 41,1% (381 balita stunting), disusul Kecamatan Pesantren senilai 33% (306 balita stunting), dan terakhir Kecamatan Mojoroto sebesar 25,9% (240 balita stunting) total 927 balita.
"Kami akan terus berupaya supaya nantinya wilayah Kota Kediri targetnya dapat zero stunting"tutupnya.
(Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri)