Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menyerahkan sertifikat Prima 3 kepada Komunitas Hidroponik Kota Kediri (Kohikari), Kamis (9/3) di Honaya Farm Lirboyo. Sertifikat Prima 3 ini untuk empat komoditas yakni, selada air, pokcoy, bayam hijau, dan bayam merah. Selain penyerahan sertifikat juga dilakukan penandatanganan kontrak kerja antara Kohikari dan Golden Swalayan, Hypermart, Samudra, dan Superindo.
"Alhamdulillah sekarang mereka tersertifikasi dan ke depan akan dinaikkan menjadi prima 2. Ini menandakan bahwa sayur hidroponik yang mereka jual ini layak untuk dikonsumsi. Tidak ada timbal, bakteri ecoli dan kandungan berbahaya lain. Jadi siap dikonsumsi dan aman," ujarnya.
Abdullah Abu Bakar mengatakan di Kota Kediri memang tidak memiliki lahan luas untuk bercocok tanam. Tetapi masyarakat Kota Kediri gemar menanam. Urban farming menjadi jawaban bagi masyarakat di perkotaan. Semakin hari masyarakat semakin banyak yang menanam hidroponik. "Ini merupakan suatu hal yang positif karena ada nilai ekonomi juga dari kegiatan hidroponik ini. Memang butuh effort tapi hasilnya memang luar biasa bagus. Kuncinya teman-teman ini harus konsisten," ungkpanya.
Wali Kota Kediri menambahkan tugas dari Pemerintah Kota Kediri adalah mencari pasar bagi produk hidroponik ini. Dengan kontrak kerja yang telah ditandatangani tentu pasar dari sayuran hidroponik anak lebih luas. Apalagi saat ini permintaan masyarakat terhadap sayur hidroponik meningkat. Masyarakat mulai memiliki awareness terhadap makanan yang dikonsumsi. Sayur hidroponik ini memiliki kualitas yang bagus dan membutuhkan pasar yang lebih premium. Kohikari bisa memanen 6 hingga 7 kwintal per minggu. "Saya lihat kualitasnya ini sudah kualitas ekspor. Nanti bisa dipelajari lebih lanjut dan mencari eksportir sayur terdrkat. Saya juga minta kepada supermarket untuk memberikan masukan dan saran kepada Kohikari supaya kualitas produk tetap bagus dan bisa memenuhi kebutuhan pasar," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Moh. Ridwan menjelaskan sertifikat Prima 3 ini diberikan sebagai penilaian bahwa produk pangan aman untuk dikonsumsi. Untuk mendapat sertifikat prima 3 harus melalui pengujian bebas residu pestisida dan residu logam berat. Di Kota Kediri sendiri ada sekitar 300 petani hidroponik mayoritas memang masih taraf hobi. Namun ada sekitar 50 petani yang memiliki lahan masuk di taraf ekonomi. "Harapannya produk yang dijual nanti bisa memiliki nilai tawar yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Produk hidroponik ini sendiri diminati pasar terbukti mereka tidak susah mencari pasar. Semoga urban farming semacam ini bisa meningkat di Kota Kediri dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat," jelasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Herwin Zakiyah, Ketua Kohikari Sigit Hari Setiawan, Lurah Lirboyo Nanang, tuan rumah Rahmad Haris, dan tamu undangan lainnya. (sk/dra)