Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar memberikan arahan terkait upaya penurunan stunting di Kota Kediri. Arahan itu disampaikan saat membuka acara Pemberdayaan Kelompok Masyarakat dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting dan Penguatan Penyelenggaraan Dapur Sehat Atasi Stunting (DAHSAT) di Kampung KB Tahap 2. Acara dilaksanakan di ruang pertemuan Kantor DP3AP2KB, Kamis (19/10).
"Nanti di tahun 2045 puncak bonus demografi dimana banyak usia produktif. Agar tercapai Indonesia Emas di tahun 2045 kita harus siapkan generasi kita agar tidak stunting. Sekarang yang diinginkan balita yang cerdas," ujarnya.
Istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ini mengatakan berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Kota Kediri bersama TP PKK untuk menekan stunting. Mulai dari audit stunting, PMT yang terukur di setiap Posyandu, dan makan bersama di Posyandu. Pemkot Kediri bersama PKK juga terus mengedukasi masyarakat untuk memberikan ASI eksklusif kepada anak. Kemudian juga memberikan makanan bergizi kepada anak. Sebab 1000 hari pertama kehidupan ini sangat menentukan. "Kita terus edukasi untuk pemberian ASI eksklusif sebab ini makanan terbaik bagi anak. Jangan sampai tergantikan dengan susu formula. Lalu untuk anak-anak yang mulai makan harus diperbanyak makanan bergizi dan protein hewaninya," ungkapnya.
Wanita yang populer disapa Bunda Fey ini juga menitipkan pesan untuk para kader di Kota Kediri. Utamanya agar para kader ini terus mengupgrade ilmunya. Saat ini ilmu kesehatan terus berkembang. Kader harus memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. "Saya minta kader ini harus terus upgrade ilmu. Masyarakat ingin diberi layanan terbaik di Posyandu. Jangan sampai ada salah informasi," pungkasnya.
Dalam acara ini menghadirkan narasumber Nuzul Dwi Utami dari Persatuan Ahli Gizi Kota Kediri, DP3AP2KB, dan Pokja IV PKK Kota Kediri. Kegiatan ini diikuti 50 peserta dari kader pengelola DAHSAT dan keluarga berisiko stunting. Turut hadir Kepala DP3AP2KB Sumedi, dan tamu undangan lainnya.