Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin Thoha menerima kunjungan kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok, Rabu (7/5/2025). FKUB Kota Depok ini diterima di Ruang Joyoboyo Balaikota Kediri.
“Tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi kami di Kota Kediri, kedatangan FKUB Kota Depok. Pada pertemuan kali ini, kita akan sharing dan berbagi ilmu, untuk mengetahui persoalan tentang kerukunan umat beragama di kota masing-masing. Sehingga dari pertemuan ini, membawa manfaat dan dapat meningkatkan nilai Indeks Kerukunan Antar Umat Beragama dan Indeks Kota Toleran di kota masing-masing,” ujar Gus Qowim.
Berdasarkan data, Kota Kediri memiliki penduduk berjumlah kurang lebih 300 ribu jiwa, dengan 3 kecamatan dan 46 kelurahan. Karena posisinya strategis, disinggahi banyak orang dari berbagai daerah sekitar. Dari situasi ini, mempengaruhi gaya interaksi masyarakat Kota Kediri. Akulturasi dengan daerah lain juga tidak dapat dipungkiri. Di sisi lain, sesuai karakteristik masyarakat wilayah Mataraman yang terpengaruh kultur Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam, orang Kota Kediri cinta damai, guyub rukun dan minim konflik. Bekal tersebut, yang menjadi modal kuat bagi masyarakat Kota Kediri untuk saling menghargai, toleransi, dan menjaga kerukunan.
Lebih lanjut, Gus Qowim menekankan bahwa kerukunan antar umat beragama ini tidak hanya di tingkat para tokoh agama maupun tokoh masyarakatnya saja, melainkan semua lapisan masyarakat Kota Kediri menjunjung tinggi sikap toleransi. Hal tersebut terbukti dengan dinobatkannya Kota Kediri sebagai 10 besar Kota Paling Toleran di Indonesia secara berturut-turut. Selain itu, SMPN 4 juga dinobatkan sebagai Sekolah Moderasi Beragama tingkat Provinsi Jawa Timur. Karena tingginya toleransi keberagaman beragama di sekolah tersebut, dan juga telah memberikan fasilitas tempat ibadah yang sama untuk setiap pemeluk agama. Sehingga, Nilai Indeks Kerukunan Antar Umat Beragama (IKUB) di Kota Kediri menunjukkan tren positif beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024 IKUB Kota Kediri meraih nilai 4,560. Angka ini naik 0,01 dari tahun 2023 sebesar 4,550.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Depok Abdul Ghani menuturkan FKUB ini menampung perbedaan dengan tujuan menjaga kerukunan dan toleransi agar tetap harmonis. Akan tetapi, tiap kota memiliki permasalahan masing-masing. Antara Kota Depok dengan Kota Kediri bila lihat memiliki kesamaan. Kotanya tidak terlalu besar, namun penduduknya padat. Mungkin karena banyak orang yang senang datang ke kota. Namun dampak dari hal tersebut, banyak terjadi perbedaan dan sebagainya. “Kami FKUB Kota Depok sudah berusaha hampir 20 tahun, bagaimana Indeks Kota Toleran Depok bisa naik. maka dari itu kami datang ke sini untuk belajar dan bisa memperoleh masukan dari Kota Kediri,” jelasnya.
Hadir pula, Kepala Bakesbangpol Kota Depok Lienda Ratnanurdianny, Sekretaris Badan Kesbangpol Miftahur Rozak, Ketua FKUB Kota Kediri Moh.Salim, serta anggota FKUB Kota Kediri dan Kota Depok.
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kota Kediri