Pasar Ikan Jadikan Program Pro Poor Andalan

berita |

*Resmikan Pasar Ikan, Walikota Kediri Instruksikan Semua Satker Terkait untuk Mendukung

       Program budidaya ikan keramba di Kelurahan Semampir mendapat dukungan penuh dari pemkot. Bahkan, Wa­likota Kediri dr. Samsul Ashar sudah bertekad untuk menjadikannya sebagai salah satu program pro poor (memiliki keberpihakan yang jelas terhadap rakyat miskin) andalan di wilayahnya. Untuk itu pula, Wa­likota Kediri dr. Samsul Ashar menginstruksikan semua dinas terkait yang ikut hadir dalam peresmian Pasar Ikan Semampir dan pelepasan benih simbolis, kemarin, untuk yang sudah dirintis dari dana cor­porate social responsibility (CSR) PT Gudang Garam (GG) Tbk itu.

     "Kota Kediri berhasil masuk dalam tiga besar di Jatim sebagai daerah yang inovasi program pengentasan kemiskinannya bagus. Ini (budidaya ikan keramba dan kelanjutannya, Red) akan menjadi salah satu andalan program pro poor kita," ujarnya sambil memberi instruksi kepada para kepala dinas terkait saat memberi sambutan dalam peresmian.

       Seperti diberitakan, total ada 32 keramba dalam program rintisan yang didanai PT GG ini. Sasaran utamanya adalah ibu-ibu dari keluarga eks penambang pasir dan warga miskin di sekitar Kelurahan Semampir. Sebagai pendukung, dibangun pula pasar ikan plus warung kuliner iwak kali di atas tanah kas milik pemkot di dekatnya.

       Ke depan, selain sebagai sentra budidaya ikan keramba, Semampir diharapkan bisa menjadi sentra kuliner iwak kali dan sentra industri makanan olahan iwak kali, inilah yang butuh sinergi. Baik antar satker di internal pemkot maupun antara pemkot dengan masyarakat dan kalangan swasta.

      Wa­likota Kediri dr. Samsul Ashar mengatakan, program ini menjadi solusi lanjutan usai penertiban penambang pasir di sepanjang Sungai Brantas. Dengan budidaya ikan keram­ba, pemanfaatan Sungai Bran­tas sebagai sumber kehidupan dan penghidupan bisa menjadi lebih baik. Tidak eksploitatif, apalagi merusak sebagaimana penambangan pasir.

        Karena itulah, sebagai salah satu bentuk dukungannya, ke­marin dr. Samsul Ashar langsung membuka akses modal bagi petani keramba yang ingin mengembangkan usahanya. “Dinas UMKM siap memberikan pinjaman dana. Tapi, ini berlaku bagi petani keramba, kalau yang baru mulai tidak boleh karena khawatir untuk konsumtif,” janjinya.

        Tak hanya itu, guna menekan biaya pakan, secara khusus dia juga meminta Sekkota Agus Wahyudi yang turut hadir untuk menganggarkan bantuan alat pembuat pakan ikan. Dengan cara demikian, petani ikan tak perlu membeli pakan jadi, melainkan bisa membuatnya sendiri.

       Sehingga, keuntungan mereka bisa meningkat. "Pakan nggak perlu beli mahal, alatnya nanti akan dihibahkan oleh dinas pertanian," imbuh dokter spesialis penyakit dalam ini yang menjamin keberadaan pasar ikan tidak akan mengganggu. Melainkan, justru akan mendorong peningkatan perekonomian warga sekitar.

        Sebelumnya, Direktur PT GG Fajar Sumeru mengingatkan para petani keramba untuk sabar. Sebab, tidak ada keberhasilan yang bisa diperoleh seca­ra instan. "Biasanya, godaannya adalah ingin cepat-cepat men­dapat hasil dalam waktu singkat," katanya saat memberi sambu­tan.

        Hal itulah yang justru sering membuat gagal. Makanya, pe­tani harus benar-benar tekun dan telaten. "Eman-eman ka­rena keramba, benih, dan pakannya sudah diberi. Pasarnya juga sudah dibangun," tandas direktur produksi sigaret kretek mesin (SKM) yang lebih akrab dipanggil Ferry ini.

        Sementara itu, peresmian Pa­sar Ikan Semampir kemarin ditandai dengan penandatangan prasasti oleh Wa­likota Kediri dr. Samsul Ashar. Ikut mendampingi Fajar Sumeru, Wakil Direktur Produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) PT GG Putra Sak­sana Hadi, Kapolresta AKBP Ratno Kuncoro, Sekkota Agus Wahyudi, dan Mayor Inf Sulistiyo Hardi perwira penghubung Kodim 0809 yang mewakili dandim. Usai penandatanganan pra­sasti, Wa­likota Kediri dr. Samsul Ashar bersama para undangan langsung menuju lokasi keramba yang berjarak sekitar 50 meter untuk melakukan penaburan benih ikan se­cara simbolis.

         Mereka terkesan saat melihat kotak-kotak keramba yang berjajar hingga sekitar 80 meter. Apalagi saat mengetahui ikan lele, nila, dan bawal yang ditabur sebelum Ramadan lalu sudah mulai besar. "Ke­marin waktu lewat dari atas jembatan, saya kira ini bambu-bambu milik penambang pasir. Ternyata keramba," kata' Kapolresta Ratno Kuncoro. "Kalau penambang berani mengambil pasir lagi, saya sikat," sambungnya.

Kediri, Radar