Pemkot Kediri terus mematangkan tahapan untuk menutup lokalisasi Semampir, Kota Kediri. Usai lebaran usaha karaoke yang juga menjadi lokasi rumah bordil terbesar di eks-Karesidenan Kediri bakal ditutup.
Sebelumnya Pemkot Kediri telah memberitahukan masa sewa lahan yang selama ini digunakan untuk bisnis prostitusi dan waning karaoke tidak akan diperpanjang lagi. Karena usaha rumah bordil ditutup, para penghuni dan warga terdampak bakal diberdayakan alih usaha.
Namun meski tahapan penutupan sudah mulai dilakukan, Pemkot Kediri belum memberikan solusi yang riil alih fungsi bagi warga terdampak di Lokalisasi Semampir. Masalahnya sampai saat ini belum ada kegiatan nyata untuk alih profesi bagi warga terdampak.
"Kalau memang Pemkot Kediri serius menutup tentunya harus bertanggung terhadap warga terdampak. Ada ratusan masyarakat yang hidupnya tergantung dengan aktifitas di lokalisasi," ungkap JK, salah satu pemuka masyarakat Semampir kepada Surya, Minggu (20/7).
Pemkot kata JK, tidak boleh semaunya menutup penghidupan masyarakat Semampir karena melanggar HAM. "Kalau masyarakat kehilangan penghasilan, apa mau pemkot memberikan ganti ruginya," tambahnya. Masalahnya menutup lokalisasi harus memperhatikan semua aspek kehidupan tidak boleh latah meniru tempat lain. Solusi itu yang kami tunggu untuk direalisasikan.
Harus Terealisasi Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar sudah bulat untuk merealisasi penutupan lokalisasi Semampir. "Penutupan lokalisasi itu sesuai progam pemerintah yang harus kami realisasikan. Apalagi mayoritas masyarakat juga menghendaki penutupan," tandasnya.
Pemkot kata Abdullah Abu Bakar selain tidak akan memperpanjang lagi masa sewa lahan di Semampir juga telah menyiapkan progam alih profesi bagi warga terdampak. "Rencananya eks lokalisasi nanti kami jadikan pusat kuliner Kota Kediri," ungkapnya.
Rencananya, pemkot akan melatih masyarakat terdampak untuk membuka usaha yang halal dan barokah. Masyarakat yang akan diberdayakan untuk usaha kuliner di Semampir. "Nanti tempatnya kami yang membangun," tambahnya.
Berdasarkan pendataan terakhir, jika lokalisasi Semampir ditutup ada sekitar 500 orang yang bakal terkena dampaknya. Warga terdampak ini selama ini mengelola warung, tukang parkir dan jasa keamanan. Pemkot telah mencarikan solusi dengan memberdayakan masyarakat terdampak. Beberapa alternative pemberdayaan warga seperti alih profesi.