Malam Ini Jadi Puncak Pertunjukan di Balai Kota
Menjelang puncak pertunjukannya nanti malam, di balai kota, 'hawa’ kolaborasi seni tradisional dan kontemporer dalam The Arts Island Festival (TAIF) 2014 semakin terasa. Ini terlihat ketika para seniman mancanegara yang tergabung dalam rombongan TAIF 2014 dijamu oleh Wali Kota Abdullah Abu Bakar di halaman Museum Airlangga, kompleks Gua Selomangleng, kemarin.
Secara spontan, para seniman dari Australia, Malaysia, New Zealand, New Caledonia, dan Belanda itu langsung berkolaborasi dengan para seniman lokal yang menyambutnya. Ini terjadi sejak mereka turun dari bus hingga memasuki lokasi di halaman sebelah barat museum tersebut. "It's amazing!,” kata Frank Van de Ven asal Belanda yang beberapa kali ikut menari diiringi gamelan dari Sanggar Seni Djiwa Laras, SMP Negeri 6 Kediri.
Rombongan seniman manca tersebut tiba dikompleks Gua Selomangleng sekitar pukul 09.30. Begitu turun dari bus, mereka langsung disambut atraksi para seniman jaranan yang dikoordinasikan oleh Dewan Kesenian Kota Kediri (DK3). Permainan caplokan dan pecutnya tak pelak mengundang decak kagum dari para seniman manca itu. Mereka ramai-ramai menyentuh kepala caplokan untuk menggodanya. Mereka juga berebut untuk bergantian menyabetkan pecut alias cambuk raksasa yang biasa digunakan oleh seniman jaranan.
Tapi, alih-alih bisa berbunyi hingga memekakkan telinga, sabetan mereka semua mblebes. Tak ada yang berhasil. Bahkan, bukannya berbunyi, ujung cambuk itu malah sempat mengenai wajah Tim Crafti asal Australia yang coba memainkannya. Sontak, gelak tawa pun membahana dari kawan-kawannya, "Hahahaha..”. Penasaran sang kawan tak bisa melecutkan cambuk itu dengan benar, Jessi Lewis juga ingin mencobanya. “This is a challenge and I like a challenge (Ini adalah tantangan dan saya suka tantangan)," katanya. Namun, ternyata, sama-sama mblebes-nya. Begitu pula ketika Frank ikut mencoba. Bagi mereka, permainan cambuk ala jaranan temyata bukan hal yang mudah.
Puas berinteraksi dengan para seniman jaranan, mereka masuk ke lokasi perjamuan yang berada di bawah pepohonan. Dasar seniman, begitu melihat dan mendengar gending-gending karawitan oleh Sanggar Seni Djiwa Laras, SMPN 6, mereka langsung berdiri lagi dari tempat duduknya.
Kali ini yang mengawali Carmencita Palermo, seniman tari yang juga peraih gelar PhD dari University of Tasmania. Dia ‘mengganti’ wajahnya dengan topeng Bali yang selalu dibawa.
Lantas, selendang yang semula dikalungkan di lehemya diturunkan. Dan, mulailah dia membawakan tari topeng dengan gemulai. Saat itulah seorang siswi anggota sanggar karawitan ikut turun panggung dan menari bersama Carmen Kolaborasi cantik dua benua, dua budaya, dan dua generasi itupun menuai decak kagum dari para penonton.
Tak berhenti di situ, satu per satu anggota rombongan TAIF bergantian ‘melantai'. Mulai Soufiane Karim yang berkolaborasi dengan pembina sanggar SMPN 6, Ashley McLellan dan Tim Crafti yang beradu kebolehan Koyek dan pengurus DK3, Orang-Orang Drum Theatre yang bermain gamelan bareng anggota sanggar, Ashley Nandong dengan Janette Ho, Yoka Jones dengan Mike Hornblow, hingga mereka semua yang menari keroyokan dengan para penari dari Sanggar Seni Djiwa Laras.
Tak pelak, tepuk tangan pun kembali membahana mengapresiasi perpaduan seni dan budaya antarnegara tersebut. "Ruhnya sudah nyambung kata Agung Gunawan, direktur TAIF yang juga seniman tari asal Jogja.
Hadir dalam acara tersebut Wali Kota Abu Bakar dan istri, Wawali Lilik Muhibbah, serta para kepala satuan kerja (satker) di lingkup pemkot. Mereka semua mengapresiasi kolaborasi yang serba-spontan itu.
Usai perjamuan oleh wali kota, sorenya hingga malam para seniman manca itu menggelar pertunjukan pertama di halaman kampus Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri. Sebagian juga sempat mematangkan latihan bersama Wali Kota Abu Bakar di kompleks rumah dinas.
Adapun malam ini, akan menjadi pemuncak acara yang merupakan kerja bareng TAIF, Jawa Pos Radar Kediri, Pemkot Kediri, dengan didukung PT Gudang Garam Tbk tersebut untuk memeriahkan HUT ke 1135 Kota Kediri dan HUT ke-15 Jawa Pos Radar Kediri. Pertunjukan akan dimulai pukul 19.00 hingga 23.00 di halaman balai kota Gratis.
Pertunjukan dimeriahkan oleh atraksi jaranan, jemblung dan ketoprak “Kita ingin mendialogkan kesenian tradisional dan kontemporer dalam pertunjukan ini,” kata Agung Gunawan.