Mutasi Pemkot Kediri

berita |

Sebagai bagian dari upaya penyegaran dan peningkatan kinerja, dilakukan mutasi, rotasi maupun promosi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Kediri. Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan dan Pelantikan Pejabat Eselon II, III dan IV di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri berlangsung Rabu (10/9) siang di Ruang Joyoboyo Balai Kota Kediri.

Berdasarkan Keputusan Walikota Kediri Nomor : 821.2/ 1736/ 419.62 /2014, No 821.3/ 1737/ 419.62 / 2014, dan No. 821.4/ 1738/ 419.62 / 2014 tertanggal 10 September 2014, terdapat sebanyak lima orang pejabat Eselon II, 41 pejabat Eselon III, dan 189 pejabat Eselon IV dipindahtugaskan.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, SE memimpin langsung pengambilan sumpah/janji jabatan dan pelantikan para pejabat di lingkungan Pemkot Kediri. Hadir dalam acara tersebut, diantaranya Sekkota Kediri Drs. Budwi Sunu Hernaning Sulistyo, M.Si, para Staf Ahli, Asisten dan para pejabat di lingkungan Pemkot Kediri.

Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam sambutannya mengatakan bahwa mutasi, rotasi maupun promosi pejabat di lingkungan Pemkot Kota Kediri merupakan bagian dari sistem pembinaan aparatur dan penataan pejabat semata-mata dilakukan untuk mensukseskan program-program pemerintah daerah. Yang mana diperlukan bayak pertimbangan agar dapat memperoleh pejabat yang tepat untuk menduduki sebuah jabatan struktural (right man right position).

Mas Abu, sapaan Wali Kota, mengatakan, hal itu dilakukan, karena menyangkut proses pengambilan keputusan yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan kinerja aparatur PNS demi terwujudnya Pemerintahan yang bersih, transparan,akuntabel, efektif, dan efisien dengan memperluas partisipasi publik dalam pembangunan Kota Kediri.

Mengakhiri sambutannya, walikota mengingatkan kepada seluruh pejabat yang dilantik agar bertindak sesuai aturan yang berlaku. “Ojo sok dumeh atau bahkan sok kuoso, namun tauladanilah Ki Hajar Dewantara yang merupakan tokoh pendidikan, dengan semboyan; ing ngrasa sung tulada, ing madya mangun karsa,” ungkapnya.

Ing ngrasa sung tulada, lanjut Abu, yang mengandung arti; di depan, bagi seorang pemimpin harus bisa memberi teladan atau contoh tindakan yang baik. Sedangkan ing madya mangun karsa, di tengah yang dipimpin, pemimpin harus bisa menciptakan prakarsa dan ide.