Selain agenda Kopi Tahu untuk membahas langsung permasalahan warga dalam pembangunan prodamas, Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar juga menggelar Coffee Morning di ruang Kilisuci, (29/10). Seperti nama acaranya, tentunya dengan ditemani secangkir kopi, Mas Abu panggilan Walikota Kediri melakukan diskusi bersama lurah dan camat se-Kota Kediri membahas tentang permasalahan yang ada di kelurahan baik dalam administrasi, pembangunan, maupun permasalahan prodamas.
Tampak hadir mendampingi Mas Abu, Wakil Walikota Kediri Lilik Muhibbah, S.Sos I, M.Pd.I. Sekertaris Daerah Kota Kediri Drs. Budwi Sunu Hernaning Sulistyo, M.Si, Asisten Pemerintahan dan Kesra Mandung Sulaksono, serta Kepala SKPD terkait.
Menyampaikan tujuan diadakan perkumpulan antara lurah dan camat sekota Kediri, Mas Abu memberi Lurah kesempatan menyampaikan pertanyaan maupun mengungkapkan permasalahan yang terjadi di kelurahan. “Kelurahan merupakan tumpuan dari program pemerintahan karena berhubungan langsung dengan masyarakat untuk itu, dengan duduk bareng seperti ini selain kita jadi lebih dekat , kita juga jadi tahu apa yang masih menjadi kendala dan persoalan yang sedang di hadapi untuk nantinya kita cari solusi pemecahannya,” ungkapnya.
Saat diberi kesempatan untuk bertanya, beberapa lurah langsung mengacungkan tangan untuk menceritakan kendala di Kelurahannya. Kesempatan pertama untuk bertanya digunakan oleh Lurah Dermo yang mengusulkan adanya pembinaan untuk kelurahan. ” Saya meminta kepada satker terkait untuk menggelar pembinaan di tiap kelurahan karena sejak tahun 2009 pegawai kelurahan tidak pernah mendapatkan pembinaan atau pelatihan. Dengan adanya pembinaan atau pelatihan, nantinya para pegawai bisa lebih professional melayani masyarakat. Selain itu, jika Kelurahan ditunjuk mewakili Kota Kediri dalam beberapa lomba, bisa lebih siap.” Ujarnya.
Menanggapi permintaan tersebut, Mas Abu memerintahkan Kepala BKD untuk membahas tentang pelatihan atau pembinaan untuk pegawai di Kelurahan.
Dalam acara coffee morning tersebut, permasalah terbanyak yang dihadapi oleh kelurahan yakni masalah PPTK. Kinerja PPTK dianggap lambat dalam pengadministrasian SPJ disebabkan karena kekurang pahaman SDM dalam menangani penatausahaan keuangan.
Menanggapi hal tersebut, Mas Abu mengajak lurah dan camat berdiskusi bersama utnuk mengatasi permasalah tersebut. Ada beberapa solusi yang diutarakan dalam diskusi tersebut.
Supiono Lurah Ngronggo memberikan solusi, untuk menambah RT untuk PPTK yang kinerjanya memang bagus dan mengurang jumlah RT bagi PPTK yang kinernjanya kurang bagus. “ Jika selama ini satu PPTK memegang 10 RT, jika kinerjanya bagus, ia bisa memegang 10 lebih RT dari PPTK yang kinerjanya kurang bagus. Namun konsekuensinya PPTK yang memiliki RT paling sedikin mendapatkan HR yang sedikit juga,” ujarnya.
Kemudian Camat Kota menyarankan untuk dibentuk tim khusus untuk menangani SPJ agar bisa selesai tepat waktu.” Saran saya di itiap kelurahan ada ruang khusus untuk tim administrasi. Jadi PPTK bisa kerjasama dan berdiskusi untuk pembuatan SPJ sehingga semua bisa selesai tepat waktu.” Ujarnya.
Mas Abu menambahkan, Lurah harus sering mengadakan komunikasi dengan PPTK dan memberikan masukan agar tahu apa permasalahan mereka. “ Bukan hanya dengan PPTK saja, melainkan juga dengan Kepala RT termasuk warga. Agar kita bisa tahu perkembangan pembangunan yang ada di Kota Kediri sampai di tingkat yang paling bawah,” Ujarnya.
Mas Abu meminta kepada kelurahan untuk bekerja semaksimal mungkin , selain itu juga bekerja secara kondusif baik tugas di dalam kantor maupun dalam melayani masyarakat, tidak ketinggalan pula program Prodamas juga harus lancar.
Dengan adanya acara coffee morning semacam ini Lanjut Mas Abu, bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di kelurahan. “ Saya berharap agenda ini bisa dilaksanakan satu bulan sekali dan tempatnya bisa rotasi dari kelurahan satu dengan kelurahan yang lain.” sambungnya.
Dalam kesempatan itu Kabag Humas dan Protokol Apip Permana menambahkan terkait Surga (Suara Warga), jika ada pengaduan Apip meminta agar instansi terkait segera memberikan respon yang sesuai dengan keadan lapangan.
"Saat Surga dilaunching hingga sekarang, total ada 450 pengaduan. 380 pengaduan sudah ditanggapi oleh instansi terkait, namun ada 70 pengaduan yang belum mendapatkan tanggapan. Saya meminta agar instansi terkait menugaskan salah satu staff nya untuk menjadi koordinator Surga. Tugas koordinator yakni menanggapi jika ada pengaduan yang masuk," terang Apip