Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memberikan bantuan kepada Bagas, Rabu (22/2). Bagas merupakan salah satu anak punk yang mengikuti rehabilitasi bersama beberapa anak punk di Perumahan Bumi Asri. Disana tidak hanya di rehabilitasi, namun Bagas juga mengikuti kejar paket dan pelatihan desain. Bagas telah putus sekolah sejak kelas 5 SD.
“Sekarang sudah sekolah lagi ya Bagas ? Kendalanya apa ?,” tanya Mas Abu, sapaan akrab Abdullah Abu Bakar saat berkunjung ke rumah Bagas di Jalan Corekan Raya Gang Seruni RT 04 RW 04.
Bagas menjawab, bahwa kendalanya adalah tidak memiliki kendaraan untuk pergi ke sekolah.
“Nanti saya belikan sepeda ya. Tapi janji harus sekolah yang rajin dan potong kuku dulu ya,” ujar Mas Abu saat melihat kuku Bagas yang panjang dan di cat warna hitam.
Lalu Mas Abu juga menanyakan cita-cita Bagas. “Cita-cita pengen jadi apa gas ?” tanyanya lagi.
Dengan wajah malu-malu, Bagas menjawab bahwa dirinya ingin menjadi pengusaha sablon. “Pengen buka usaha sablon atau digital printing pak,” jawabnya dengan di dampingi ibu dan ketiga adiknya.
Menanggapi jawaban Bagas, Mas Abu memberikan saran agar Bagas terus berlatih desain di rehabilitasi anak punk. Dan Mas Abu juga meminta Bagas untuk tidak ngamen lagi dijalan. “Jangan ngamen lagi ya. Buka usaha saja seperti usaha makanan kecil-kecilan. Mungkin bisa dititipkan ke warung ataupun sekolahan. Itu untung nya juga lebih banyak,” ungkap orang nomor satu di Kota Kediri itu.
Ditemui usai berkunjung ke rumah Bagas, Mas Abu mengatakan bahwa Pemerintah Kota Kediri akan jemput bola dalam menangani anak punk ini. “Di Kota Kediri memang tidak banyak jumlah nya. Namun kita akan terus menanganinya. Memang tidak mudah penanganannya kita harus terus melakukan pendekatan hingga seperti keluarga agar anak punk ini mau berubah,” ujarnya.
Di tempat rehabilitasi, lanjut Mas Abu, anak punk yang putus sekolah bisa mengikuti kejar paket A,B,C dan disana mereka bisa mengikuti berbagai pelatihan. “Disana ada pelatihan membatik dan desain untuk lebih mengasah kreativitas anak-anak ini,” ujarnya.
Selain itu, Mas Abu juga memberikan akte kelahiran kepada Eko salah satu penyandang difabel yang punya keinginan untuk sekolah namun terkendala akte kelahiran di Kelurahan Burengan.