100 ahli waris terima santunan kematian

berita | 11/03/2017

Pemerintah kota kediri melalui Dinas sosial menyalurkan santunan kematian sabtu (11/3). Bertempat di Aula Dinas sosial kota Kediri acara tersebut dihadiri langsung oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, Kepala Dinas Sosial Triyono kutut purwanto, kepala bidang perlindungan Dan jaminan sosial Eko budi santoso. Santunan kematian merupakan salah satu program pemkot kediri yang ditujukan bagi masyarakat kurang mampu di kota Kediri. Hal ini seperti yang disampaikan oleh wali kota Kediri saat menemui warga penerima santunan kematian. "Dana bantuan santunan kematian ditujukan oleh pemkot bagi warga yang kurang mampu. Dimana dulu sebesar 500 ribu namun seiring perkembangan jaman dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya berkembang sedikit-sedikit dan sekarang menjadi 2 juta," ujarnya.

Selain santunan kematian, pemerintah kota Kediri melalui Dinas sosial juga memiliki banyak program untuk warga kota Kediri. "Warga bisa mengakses program-program pemkot lewat Dinas Sosial. Saya berharap Dinas Sosial terus berinteraksi dengan warga supaya program-program dari pemkot dapat tersampaikan," ujar Mas Abu. Untuk warga yang memiliki kerabat yang menderita gangguan jiwa, dinas sosial juga memfasilitasi dengan membawa pasien ke Rumah sakit jiwa. "Kalau ada rekan atau keluarga Bapak/Ibu yang menderita gangguan jiwa Dinsos bisa membawa ke Rumah sakit jiwa yang ada di Malang atau Surabaya," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama Agus setiawan (35) warga RT 22 RW 8 banaran mengatakan sangat terbantu dengan santunan kematian. "Merasa sangat terbantu, apalagi bapak juga baru operasi kanker usus dan sekarang harus pakai kantong kolestomi dan pampers. Jadi bisa untuk membantu merawat bapak," ujar anak sulung dari 3 bersaudara tersebut.
Sementara itu Sutini (63) warga ketami RT 03 RW 03 mengungkapkan terima kasihnya kepada pemerintah kota Kediri karena mendapat santunan kematian. "Terima kasih untuk pemerintah, saya sangat terbantu dengan santunan kematian ini. Bisa untuk selamatan bapak dan bayar utang bapak," ujar perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai penjual sayur di pasar pesantren.