Mendapat informasi dari warga terkait kelangkaan garam di pasar, Dinas Perdagangan dan Perindustrian beserta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri bergerak cepat dengan terjun langsung ke pasar untuk melihat secara langsung kondisi ketersediaan garam di pasar. Pada sidak hari ini, Kamis (13/7) Asisten Perekonomian dan Pembangunan Enny Endarjati, TPID dan Disperdagin mengunjungi kios-kios yang menjual kebutuhan dapur di Pasar Setono Betek dan hasilnya banyak kios yang telah kehabisan stok garam sejak 1minggu terakhir.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetty Sisworini membenarkan bahwa kondisi kelangkaan garam di pasar sesuai dengan informasi yang didapatkan. “Kelangkaan ini terjadi karena memang kondisi cuaca yang tidak metentu sejak bulan April membuat petani garam tidak dapat produksi secara maksimal,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Tim Sidak kemudian berinisiatif untuk melihat langsung salah satu gudang produksi garam di Kota Kediri untuk melihat apakah terjadi penimbunan garam atau tidak. Dari tinjauan yang dilakukan, tidak terdapat tindakan penimbunan di dalam gudang pembuatan garam di Kelurahan Dermo Kota Kediri. “Stok garam saat ini memang sedang terkendala, namun dalam waktu dekat pasokan garam di pasar akan kembali normal,” ujar Yetty.
Budiman, pemilik gudang sekaligus tempat produksi garam menuturkan bahwa petani garam sempat mengalami gagal panen. Garam yang ada di pasaran adalah sisa-sisa dari produksi garam sebelum gagal produksi karena tidak menentunya cuaca sejak beberapa bulan yang lalu. “Saat ini kita baru mendapatkan pasokan lagi dari petani dan kita mulai produksi garam. InsyaAllah dalam waktu beberapa hari lagi pasokan garam akan merata ke pasar-pasar. Hanya saja untuk garam ke daerah gunung membutuhkan waktu paling lama 2 minggu karena garam yang dibutuhkan berbeda. Biasanya kalau di gunung itu untuk pakan ternak,” ujarnya.