Ribuan warga dari Kota Kediri dan sekitarnya memadati Stadion Brawijaya Kota Kediri untuk menyaksikan tari kolosal 1000 jaranan Kota Kediri malam ini (20/10). Acara yang di gelar oleh paguyuban jaranan Wahyu Krida Budaya ini dalam rangka penutupan Grebeg Suro 2017 dihadiri Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar.
Mas Abu sapaan lekat Walikota Kediri sangat mengapresiasi acara ini, selain sebagai peringatan hari Suro, acara seperti ini sebagai salah satu bentuk untuk melestarikan budaya yang ada di Kota Kediri khususnya jaranan.
"Jaranan adalah benar-benar asli dari Kediri. Maka dari itu saya berpesan kepada seniman jaranan dan pemerhati budaya yang ada di kota Kediri, mari kita bekerjasama untuk melestarikan budaya. Karena ini adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya tugas pemerintah saja," tuturnya.
Mas Abu menambahkan bahwa saat ini penampilan jaranan semakin menarik karena bisa berkolaborasi. " Mudah-mudahan acara ini bisa menghibur masyarakat Kota Kediri", imbuhnya.
Untuk diketahui pembukaan acara tari kolosal ini di tandai oleh pelecutan pecut oleh Mas Abu, di dampingi oleh Kepala Disbudparpora Nur Muhyar, Ketua Paguyuban Jaranan Giman Waluyo dan pengurus jaranan Kota Kediri. Tari kolosal 1000 jaranan ini baru pertama kalinya diselenggarakan di Kota Kediri, dan hanya memakan waktu 2 hari untuk berlatih kolaborasi.
Tari kolosal 1000 jaranan ini merupakan perpaduan dari Jaranan Wahyu Krida Budaya dan paguyuban sanggar pecut samandiman. Di ikuti oleh perwakilan dari 136 grup jaranan seKota Kediri, 8 grup paguyuban sanggar pecut dan dari 2 grup reog Kota Kediri.
Acara ini di hadiri oleh perwakilan Forpimda Kota Kediri, Ketua paguyuban jaranan (pasjar)kabupaten Kediri Hari Pratondo, perwakilan Pepijar ( Paguyuban Kesenian Jaranan dan Reog) Nganjuk , DR .Amin penganut kepercayaan, serta Ketua, pengurus dan anggota jaranan se- kota Kediri.
Dengan konsep cerita dewi songgo langit patemboyo. Dewi Songgolangit merupakan puteri salah satu raja yang terkenal di Kediri. Karena wajahnya yang cantik jelita dan sikapnya yang lembut, banyak pangeran dan raja-raja ingin meminangnya unuk dijadikan sebagai istri. Kemudian membuat sayembabara, barang siapa calon suami hamba harus mampu menghadirkan sebuah tontonan yang menarik. Tontonan atau pertunjukan yang belum pernah ada sebelumnya. Semacam tarian yang diiringi tabuhan dan gamelan, dilengkapi dengan barisan kuda kembar sebanyak seratus empat puluh ekor yang nantinya akan dijadikan sebagai pengiring pengantin. Terakhir harus dapat menghadirkan binatang berkepala dua. Akhirnya Raja Kelanaswandana yang memenangkan sayembara itu.