Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar membuka Sosialisasi dan Bimtek Tahap I Gerakan Menuju 100 Smart City, Selasa (9/7) bertempat di Grand Panglima Resto. Kota Kediri terpilih menjadi salah satu daerah yang mendapat pendampingan penyusunan masterplan dan quick win smart city .
Dalam sambutannya, Walikota Kediri mengatakan bahwa smart city bukan hanya sekedar belanja alat-alat elektronik yang keren. Namun smart city lebih pada apa yang ingin kita sentuh untuk kebutuhan sehari-hari di Kota Kediri. Sehingga tidak berjalan masing-masing atau bukan sekedar menggunakan aplikasi. “Jadi smart city lebih dari itu,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Mas Abu itu mengungkapkan saat ini smart city Kota Kediri berada pada level 3. Di seluruh Indonesia level tertinggi smart city berada pada level 3 dan Kota Kediri sudah berada pada level itu. “Jadi kita sudah punya bekal untuk menuju level 4 bahkan sampai level 5. Saya merencanakan pada tahun 2023 Kota Kediri sudah menginjak pada level 5. Sehingga kita bekerja lebih smart dan menghindari human error yang biasanya terjadi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Mas Abu juga menjelaskan Kota Kediri akan mengalami perkembangan pesat karena di Kota Kediri akan ada exit toll yang bisa memberikan dampak positif dan negatif. Selain itu juga akan dibangun bandara di Kediri. Tentu yang harus disiapkan oleh Pemerintah Kota Kediri adalah sumber daya manusianya. “Kota Kediri termasuk 13,3% dari kementerian, lembaga, daerah, instansi yang mendapat predikat baik, sangat baik dan memuaskan. Capaian di dimensi smart government ini adalah modal penting kita dalam membangun smart city ke depan,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, pada tahun 2015-2016, Pemerintah Kota Kediri telah membranding Kota Kediri setelah berdiskusi dengan Prof. Rhenald Kasali sehingga kota ini fokus pada perdagangan, jasa dan pendidikan dengan tag line nya “Harmoni Kediri, The Service City”.”Mudah-mudahan dampak positif ini bisa direncanakan secara terstruktur dan sistematis,” imbuhnya.
Terakhir, Mas Abu berharap dengan smart city ini pelayanan kepada masyarakat akan semakin cepat dan bagus. Selain itu juga bisa memudahkan kerja di pemerintah karena yang diminta oleh Bapak Presiden semua harus terkoneksi dengan baik. “Ini adalah tugas besar. Jadi saya minta kepada Bapak Ibu dari OPD untuk mencurahkan semua pemikiran dan hambatan yang dialami di dinasnya sehingga kita bisa membuat masterplan dengan baik. Targetnya pada tahun 2023 tidak ada lagi ego sektoral karena semua program harus disinkronkan dan tidak berjalan sendiri-sendiri,” harapnya.
Hadir dalam kegiatan ini, pembimbing smart city dari Kementrian Kominfo Harry Febriansyah, perwakilan Forkopimda Kota Kediri, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri serta peserta sosialisasi dan bimtek yang telah ditunjuk disetiap OPD.