Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan bagaimana upaya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri untuk terus menekan laju inflasi di Kota Kediri. Abdullah Abu Bakar memaparkan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Wilayah TPID Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Kediri, Kamis (18/7) bertempat di Hotel Louise Kienne Semarang.
Abdullah Abu Bakar mengungkapkan inflasi yang rendah dan stabil merupakan faktor penting dalam mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Inflasi yang rendah juga berpengaruh terhadap percepatan pembangunan di daerah. Karena bisa meningkatkan daya beli masyarakat, mempersempit kesenjangan pendapatan, meningkatkankan investasi, dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menabung. “Bukan sekedar untuk inflasi terjaga dengan baik namun endingnya IPM di Kota Kediri bagus. Selain itu masyarakat juga harus didorong untuk investasi misalnya investasi pendidikan atau emas di pegadaian,” ujarnya.
Pria yang populer disapa Mas Abu ini mengungkapkan data inflasi di Kota Kediri. Di tahun 2013 inflasi di Kota Kediri mencapai angka 8% lalu terus mengalami penurunan. Hingga di tahun 2018 inflasi Kota kediri berada diangka 1,97%. Keberhasilan ini merupakan hasil kinerja TPID Kota Kediri, terbukti kerja keras yang telah dilakukan selama ini dapat langsung dirasakan masyarakat Kota Kediri. Selain itu, dengan kerjasama yang harmonis dan sinergitas kebijakan berbagai pihak terutama pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bulog, BPS, Kadin dan dunia usaha serta masyarakat, menjadikan inflasi rendah, stabil dan dapat terkendali sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Lihat angka inflasi 8 masyarakat teriak-teriak terutama ibu-ibu karena barang-barang menjadi mahal. Tapi Alhamdulillah setelah 2014 saya dilantik inflasi di Kota Kediri mulai menurun ditahun 2015. Kita selalu berada dibawah provinsi Jawa Timur dan nasional. Memang ada satu pasar yang kita jaga yakni pasar grosir karena pasar ini larinya juga ke Madiun, Surabaya, Jakarta, bahkan Kalimantan,” jelasnya.
Mas Abu juga membagikan lima faktor keberhasilan dalam pengendalian inflasi di Kota Kediri. Pertama, adanya komitmen yang kuat dari para pimpinan dan jajarannya. Kedua, menjalankan strategi 4K (Kecukupan pasokan komoditas pangan, Keterjangkauan harga pangan, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi publik yang efektif) dengan sungguh-sungguh. Ketiga, adanya analisis yang tajam dalam memitigasi potensi inflasi. Keempat, pemimpin selalu hadir ketika terjadi kesulitan masyarakat. Kelima, TPID yang solid. “Saya berharap TPID Kota Kediri dapat tetap mempertahankan kinerja dengan terus menjaga sinergitas, dan bisa menjaga keterjangkauan harga barang dan jasa di Kota Kediri. Serta meningkatkan kerjasama dengan kabupaten/kota di sekitarnya. Sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi daerah,” harapnya.
Hadir dalam acara ini Kepala KPwBI Jawa Tengah Soekowardoyo, Kepala KPwBI Kediri Musni Hardi, Walikota Madiun Maidi, dan pemda di wilayah kerja BI Kediri. (dra/adi)