Musrenbang rancangan RPJMD merupakan forum penting guna menyusun arah, kebijakan dan strategi dalam rangka penyempurnaan program daerah yang menyangkut pembangunan 5 tahun ke depan. Untuk itu, Pemerintah Kota Kediri menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Kediri Tahun 2020-2024, Kamis (1/8) di Ballroom Hotel Lotus Garden.
Kepala Bakorwil 1 Madiun, Gatot Gunarso dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada isu-isu strategis yang dicanangkan oleh presiden Jokowi terkait pembangunan nasional ke depan. Diantaranya Pembangunan infrastruktur, pembangunan SDM, mendorong investasi, reformasi birokrasi dan penggunaan APBN yang lebih efektif. Selanjutnya, Gatot menjelaskan bahwa tujuan inti Rancangan RPJMD adalah untuk harmonisasi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan RPJMD Provinsi, Kabupaten/Kota. “Di dalamnya ada isu-isu strategis, kemudian misi dan kemudian indikator kinerja utama. Hal ini sesuai pasal 258 UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Daerah melaksanakan pembangunan untuk peningkatan dan pemerataan. Yaitu pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan usaha, akses dan kualitas pelayanan publik serta daya saing daerah. Untuk itu diperlukan konsistensi dan sinkronisasi dokumen perencanaan pembangunan yang terdiri dari Rencana Jangka Panjang Pembangunan Daerah (RPJPD), RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta konsistensi antara renstra dan renja,” ujarnya.
Gatot juga menjabarkan visi dan misi dari RPJMD Jawa Timur Tahun 2019-2024. Dimana misinya yaitu terwujudnya masyarakat Jawa Timur yang adil, sejahtera, unggul dan berakhlak dengan tata kelola pemerintahan yang partisipatoris, inklusif melalui kerja bersama dan semangat gotong royong yang bisa dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sedangkan terdapat 4 misi dalam RPJMD Jawa Timur Tahun 2019-2024. Diantaranya Keseimbangan pembangunan dikotomi baik antar kelompok, antar sektor maupun antar wilayah; Terciptanya kesejahteraan yang berkeadilan sosial dengan memperhatikan kelompok masyarakat yang renta; Tata kelola pemerintahan yang bersih, inovatif, terbuka, partisipatoris, memperkuat demokrasi kekeluargaan untuk menghadirkan ruang sosil yang menghargai prinsip kebhinekaan; Melaksanakan pembangunan berdasarkan semangat gotong royong berwawasan lingkungan untuk menjamin keselarasan ruang ekonomi, ruang sosial dan budaya.
Untuk Indikator kinerja utama, Provinsi Jawa Timur memiliki sembilan indikator kinerja utama yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang sampai saat ini masih menjadi IPM provinsi terendah di pulau Jawa. Kemudian indeks kesalehan sosial; pertumbuhan ekonomi; prosentase penduduk miskin dan indeks GINI; indeks reformasi birokrasi; indeks pembangunan gender; indeks ketimpangan wilayah; prosentase tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Jatim; serta indeks kualitas lingkungan hidup.
Selesai menyampaikan paparan, Gatot berharap RPJMD Propinsi Jawa Timur bisa menjadi referensi dan ada benang merah dengan RPJMD yang akan disusun Kota Kediri. Selain itu, Gatot berharap ke depan Kota Kediri semakin sejahtera.
Hadir dalam kesempatan yang sama sekaligus membuka kegiatan Musrenbang rancangan RPJMD Kota Kediri Tahun 2020-2024, Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar menyampaikan terimakasih kepada seluruh stakeholder karena RPJMD Tahun 2014-2019 dapat dilaksanakan dengan baik. “Tentu ini tidak hanya pekerjaan dari pemerintah, tapi ini pekerjaan kita semua karena ini sudah kita sepakati bersama bahwa pembangunan di Kota Kediri ini harus bersama-sama,” ungkapnya.
Mas Abu juga menyampaikan bahwa beberapa indikator makro pembangunan RPJMD Tahun 2014-2019 mencapai nilai yang memuaskan dan menunjukkan tren yang sangat positif. “Yang pertama adalah indeks reformasi birokrasi kita saat ini di angka 76,69. Berikutnya indeks kepuasan masyrakat(IKM), kalau dulu jarang diukur, saya minta sekarang mengukur ini karena di Tahun 2013 saya mensurvei bahwa ada ketidakpercayaan publik kepada pemerintah. Sehingga di tahun-tahun berikutnya kita mengukur dengan IKM, dan akhirnya ditemukan IKM kita 3,25 atau 80,98. Ini harus terus kita tingkatkan bahkan sekarang ditingkatkannya dengan layanan berbasis elektronik. Semua kalau bisa harus berbasis online. Lalu berikutnya Indeks Kota Layak Huni 63,975. Ini melebihi yang kita targetkan. Berikutnya adalah Indeks Pembangunan Manusia kita tinggi angkanya 77,58. Saat ini kita sudah menambah ada universitas negeri yaitu selain IAIN, ada juga Univesitas Brawijaya, Polinema. Kalau SD, SMP, SMA nya sudah bagus. Harapan saya kita semua ikut andil dalam pembangunan sumber daya manusia. Mengingat, sebentar lagi ada exit toll, airport itu pasti nanti akan banyak bisnis turunannya. Kalau kita diam saja, tidak meningkatkan SDM kita, atau pemerintah tidak ikut intervensi termasuk Provinsi juga maka kita memberikan kesempatan kerja pada orang-orang yang bukan dari daerah asal. Berikutnya angka harapan hidup 73,80 tahun. Pengeluaran per kapita disesuaikan Kota Kediri sebesar Rp 11.976.000. Lalu rata-rata lama sekolah 9,91 tahun. Harapan lama sekolah yaitu 14,96 tahun. Presentase penduduk miskin kita dari Tahun 2013 adalah 8,23 dan akhirnya pada Tahun 2018 alhamdulillah menurun menjadi 7,68. Mudah-mudahan ada hal yang positif ke depannya. Sudut pandang saya secara ekonomi, sekarang banyak anak-anak muda yang tadinya pergi ke luar kota atau bekerja menunggu modal, sekarang di rumah dan tinggal upload barang-barang yang dijual karena sekarang ada market place seperti bukalapak. Dari situ ternyata berdampak positif menekan angka kemiskinan. Berikutnya indikator makro pembangunan pada RPJMD Kota Kediri adalah indeks kerukunan antar umat beragama sebesar 3,76. Kota Kediri toleransi sangat tinggi sekali. Kita sering sekali didatangi tamu-tamu dari luar kota yang ingin mengetahui bagaimana FKUB di Kota Kediri bisa berjalan dengan bagus. Berikutnya Pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri dengan tembakau adalah 5,1% sama seperti tingkat nasional. Sedangkan industri tanpa tembakau mencapai 7,02%. Berikutnya angka pengangguran terbuka kita sudah lama tertinggal dengan Jatim dan pusat. Namun alhamdulillah Tahun 2017 kita diangka 4,68% Tahun 2018 turun menjadi 3,63%. Sedangkan pusat masih 5,34% dan Jatim masih 3,99%. Berikutnya Indeks gini kita angkanya adalah 0,4 sama dengan Provinsi Jatim. Berikutnya Inflasi Kota Kediri harus kita jaga karena agar rendah dan terkendali. Dan sekarang inflasinya sebesar 1,97%. Daya beli masyarakat kita tinggi, maka saya minta tolong kepada semua untuk mengarahkan masyarakat supaya berinvestasi dengan tepat. Berikutnya pengelolaan keuangan Tahun 2014 alhamdulillah kita sudah mulai mendapatkan WTP sampai 2018. Artinya pengelolaan sistem keuangan yang ada di Kota Kediri dinyatakan oleh BPK sudah baik. Ditambah lagi indikator kinerja di Kota Kediri dapat nilai SAKIB juga sangat baik yaitu BB. Artinya alhamdulillah di Kota Kediri sudah sangat berkinerja dengan baik,” paparnya.
Orang nomor satu di Kota Kediri tersebut juga mengungkapkan ada beberapa isu strategis yang akan menjadi tantangan pembangunan Kota Kediri lima Tahun ke depan. Untuk itu, di periode kedua kepemimpinannya bersama Lilik Muhibbah, Mas Abu menetapkan visi dalam RPJMD Kota Kediri Tahun 2020-2024 yakni Kota Kediri unggul dan makmur dalam harmoni. Yang masing-masing memiliki makna. Diantaranya Kota Kediri unggul merupakan perwujudan Kota Kediri yang unggul dalam segala bidang, sebagai cerminan dari SDM dan layanan publik Kota Kediri yang berkualitas dan berdaya saing. Presiden Jokowi sering mengatakan competitivness, daya saing memang daya saing ini kurang. Makanya harus ditingkatkan khususnya generasi-generasi saat ini. Berikutnya Kota Kediri makmur merupakan kondisi kehidupan individu dan masyarakat kota kediri yang terpenuhi kebutuhan dasarnya dan merata kesejahteraannya secara lahir dan batin serta mencerminkan masyarakatnya dapat menggapai cita-cita yang ideal, berpartisipasi dalam proses pembangunan secara kreatif, inovatif dan konstruktif dalam tata kehidupan yang aman, nyaman, tenteram, rukun dan damai. Selanjutnya Kota kediri harmoni, mencerminkan kerukunan dan toleransi antar masyarakat serta keselarasan dengan alam lingkungan. Harmoni tercipta apabila terdapat keseimbangan antar unsur masyarakat, keguyuban atau kerukunan masyarakat dengan turut menghargai warisan budaya dan kelestarian alam.
Untuk mewujudkannya, Mas Abu menetapkan empat misi sebagai berikut yaitu Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan dan berintegritas berorientasi pada pelayanan prima dan teknologi informasi; Mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing berbasis nilai agama dan budaya; Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi unggulan daerah dan pengembangan ekonomi kreatif yang berkeadilan; Mewujudkan Kota Kediri yang aman, nyaman, dan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.
Hal ini didukung dengan beberapa program unggulan seperti Prodamas plus; Service city card (kartu melayani); Open and clean government; Asuransi kesehatan universal (UHC); Home care kondisi darurat, lansia dan balita; Pendidikan gratis dan berkualitas; Pengembangan usaha milik RW (koperasi RW); Penciptaan 15.000 wirausaha baru; 1 Kelurahan 1 RTH; dan Kampung keren (kreatif dan independen).
Terakhir, Mas Abu berharap visi misi dan program unggulan tersebut bisa mewujudkan masyarakat Kota Kediri yang unggul dan makmur dalam harmoni. “Tentu saya tidak bisa sendirian jadi harus didukung oleh berbagai pihak khususnya di Kota Kediri. Saya hanya titip pesan kepada kita semua bahwa Kota Kediri adalah milik kita bersama. Maka dari itu harus kita bangun bersama sama dengan cara bergotong royong. Bapak/ibu bisa menyampaikan gagasan apapun. Harapan saya ke depan mari kita bersama-sama memajukan Kota Kediri. Baik yang ada di eksekutif, legislatif maupun seluruh masyarakat Kota Kediri. Mudah-mudahan pertemuan ini membawa berkah untuk kita semua khusunya bagi Kota Kediri yang kita cintai ini dan apa yang kita lakukan saat ini bisa jadi mungkin bukan untuk kita, tapi untuk generasi-generasi kita yang akan menerima manfaatnya,” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut juga mendatangkan narasumber, yaitu Drs. Andy Fefta Wijaya., MDA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi dari Universitas Brawijaya Malang. Di sesi terakhir musyawarah, para peserta di bagi dalam beberapa sidang kelompok yaitu di bidang pendidikan, kesehatan, ketentraman dan pelayanan umum; bidang lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum; serta bidang perekonomian, ketahanan pangan dan pengelolaan usaha, pariwisata dan budaya.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut Wakil Walikota Kediri, Sekretaris Daerah Kota Kediri, para Asisten, Forkopimda Kota Kediri, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri, Kepala Badan/Lembaga/Organisasi kemasyarakatan, lembaga keswadayaan masyarakat. (ncy/sk)