Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri menerima studi banding dari TPID Kota Palembang, Rabu (15/8) bertempat di Command Center Balaikota Kediri. Rombongan TPID Kota Palembang diterima oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Kediri Enny Endarjati. Keberhasilan TPID Kota Kediri dalam mengendalikan inflasi Kota Kediri hingga menjadi TPID terbaik kawasan Jawa Bali di tahun 2016, 2017, dan 2018 menjadikan TPID Kota Palembang melakukan studi banding di Kota Kediri.
Dalam paparannya, Enny Endarjati menjelaskan inflasi di Kota Kediri dari tahun ke tahun. Bahkan tahun 2015 dan 2016 inflasi di Kota Kediri merupakan yang terendah se-Jawa Bali yakni sebesar 1,71% dan 1,3%. Sedangkan pada tahun 2018 inflasi Kota Kediri sebesar 1,97% merupakan terendah se-Jawa. "Untuk tahun 2019 inflasi Kota Kediri pada bulan Mei sebesar 0,05% dan ini terendah se-Indonesia. Sedangkan inflasi bulan Juni sebesar 0,08% terendah se-Jawa Timur. Dan bulan Juni inflasi Kota Kediri sebesar 0,44%," jelasnya.
Enny mengatakan ada lima kunci sukses keberhasilan TPID Kota Kediri dalam memgendalikan inflasi Kota Kediri. Pertama , adanya komitmen yang kuat dari pimpinan beserta jajarannya. Kedua , menjalankan strategi 4K dengan sungguh-sungguh. Ketiga , adanya analisis yang tajam dari BI beserta TPID dalam menghadapi gejolak harga pangan dan non pangan serta merumuskan kebijakan untuk penanggulangannya. Dalam hal ini juga melibatkan BPS sebagai narasumber. Keempat , pemimpin selalu hadir ketika terjadi kesulitan masyarakat. Kelima , TPID yang solid.
Sementara untuk implementasi 4K ini ada beberapa upaya pendukung yakni pada komoditas pangan dan komoditas non pangan. Pada komoditas pangan ada beberapa upaya. Diantaranya, optimalisasi Pasar Grosir Ngronggo, pengoperasian Jembatan Brawijaya, Operasi Pasar Murni (OPM), dan ekspose data inflasi bulanan serta press release . Sementara untuk beberapa kebijakan non komoditas pangan yakni kebijakan seperti kebijakan pendidikan, kebijakan transportasi, kebijakan perdagangan, melakukan operasi pasar murni setiap menjelang hari besar keagamaan, membentuk tim ADD HOC pada saat kenaikan administered price serta menjaga komunikasi publik yang baik.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Palembang yang juga pemimpin rombongan Shinta Raharja mengatakan maksud dari studi banding ini bertujuan untuk mengetahui kiat-kiat Kota Kediri sehingga bisa mengendalikan inflasi hingga sangat rendah. Bahkan telah memperoleh TPID terbaik tiga kali berturut-turut. "Kami rasa untuk belajar mengenai pengendalian inflasi Kota Kediri adalah kota yang tepat. Karena memang kota ini inflasinya rendah bahkan mendapat penghargaan di tingkat nasional" ujarnya.
Shinta Raharja juga bercerita bila di Pemerintah Kota Palembang menggratiskan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang besarannya di bawah Rp 300 ribu. "Mungkin Kota Kediri bisa juga berkunjung ke Kota Palembang dan belajar mengenai hal tersebut," pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan ini anggota TPID Kota Kediri, dan Kepala BPS Kota Kediri Agus Puji Raharjo. (dra/sk)