Setiap tanggal 2 April, masyarakat dunia memperingati hari buku anak Internasional. Sudah menjadi rahasia umum, buku seringkali dikiaskan sebagai jendela dunia. Bukan tanpa alasan, hal tersebut mengingat dengan membaca buku, kita dapat memperkaya wawasan kita. Tidak hanya untuk orang dewasa melainkan juga anak-anak.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Kediri, Hery Purnomo mengatakan, bahwa buku dapat membentuk karakter anak. “Kepribadian dan karakter anak itu dapat dibentuk melalui buku bacaan mereka, tentu hal ini akan memberikan dampak yang bagus, dengan catatan, kita (orang tua) harus pandai-pandai memilah dan memilih bacaan untuk anak,”ungkap Hery, Jum’at (2/4).
Selain itu ia juga mengatakan bahwa diperlukan upaya untuk membiasakan anak-anak berbudaya literasi. “Perlu strategi khusus untuk membuat anak-anak ‘kecanduan’ membaca,”imbuhnya.
Bagi Hery, hal tersebut merupakan investasi jangka panjang. Budaya literasi yang ditanamkan kepada anak sejak dini dapat memperkaya wawasan anak-anak, mempersiapkan mereka menjadi pribadi yang terampil, kreatif dan inovatif di masa depan.
Fayantri Ekasandra Dewi, duta baca Kota Kediri pun juga mengatakan hal serupa. Ia mengatakan memiliki kebiasaan membaca buku sejak dini mengantarkannya menjadi pribadi yang dinamis dan penuh dengan ide-ide yang membentuk solusi dalam memecahkan permasalahan.
“Buku akan membantu anak-anak untuk membentuk pola pikir, mengolah kata-kata, dan tentunya wawasan yang luas,”ungkap gadis yang baru saja menyelesaikan studinya di SMA Negeri 2 Kediri ini, Jum’at (2/4).
Menurutnya, berbekal dari buku, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tanggap, peka terhadap fenomena sosial dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang mungkin akan mereka jumpai di kemudian hari. “Jadi buku itu sangat penting, membiasakan literasi sejak dini adalah kunci,”tandasnya.
Sedangkan, globalisasi dan pesatnya arus teknologi menuntut orang dewasa terutama orang tua agar bisa lebih siaga. Keberadaan gawai acapkali mendegradasi kemauan literasi pada anak-anak. “Kebetulan saya punya adik dirumah, daripada main hp terus-terusan, saya membacakan buku cerita untuk adik saya,”pungkas Sandra.
Begitu juga dengan Hery, ia mengajak kepada seluruh orang tua supaya bijak dalam menggunakan teknologi terutama gawai untuk anak-anak. “daripada kecanduan gadget, lebih baik kecanduan buku,”ungkapnya.
Sementara itu, sejalan dengan usaha membudayakan literasi untuk masyarakat Kota Kediri, Hery mengatakan bahwa Pemerintah Kota Kediri, melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan telah meluncurkan sejumlah program untuk memupuk minat baca masyarakat.
“Ada perpustakaan keliling ditempat-tempat umum, taman baca di rusunawa, bahkan ditingkat kelurahan juga ada perpustakaan warga. Selain itu, kita juga adakan pemilihan duta baca sebagai role model terutama untuk generasi muda,”terang Hery.
Namun, untuk saat ini sejumlah program terpaksa harus terjeda sementara akibat pandemi Covid-19, seperti perpustakaan keliling yang biasanya sering dijumpai di taman-taman kota, bahkan perpustakaan kota terpaksa juga harus ditutup sementara.
Meski demikian, Hery mengatakan terus mengupayakan langkah efektif supaya semua bisa berjalan lagi meski dengan tatanan yang baru. “Saat ini kita sedang mempersiapkan perpustakaan kota supaya bisa dibuka kembali dengan SOP berbasis protokol kesehatan,”tandasnya.
Angin segar bagi penikmat baca, Hery mengklaim perpustakaan kota akan siap dibuka kembali pada pertengahan bulan April ini. “Insyaallah pertengan April perpustakaan kota sudah bisa melayani pengunjung, tapi tetap dengan pengawasan protokol kesehatan yang ketat,”pungkas Hery.