Kota Kediri Masuk 10 Besar Booming Cities Indonesia 2020 versi Lokadata, Kota yang Potensial untuk Berkembang

berita | 19/12/2020

Kota Kediri masuk 10 besar _Booming Citties Indonesia 2020_ versi Lokadata menurut laporan tahunan yang dirilis Desember 2020. Pemeringkatan _Booming Cities_ merujuk pada wilayah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil, dengan kondisi keuangan warga yang “gemuk”, dan tidak memikul beban sosial yang berat. Intinya, inilah kota/kabupaten di Indonesia yang paling potensial untuk berkembang dan dikembangkan.

 

Adapun kriteria pemeringkatan meliputi _economics activity index_ meliputi produk domestik regional bruto per kapita, dan pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan PDB). Kriteria selanjutnya berupa _financial index_ meliputi _outstanding_ dana pihak ketiga perbankan per kapita, _outstanding_ kredit perbankan per kapita, pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan, pertumbuhan kredit perbankan, dan tingkat pengangguran. Selain itu juga _social index_ meliputi tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, dan _dependency ratio_.

Lokadata mengumpulkan data dari 514 kabupaten/kota di Indonesia melalui 10 variabel ekonomi, sosial, dan keuangan, dalam rentang 2017 – 2019 untuk menyusun peringkat _10 Booming Cities 2020_. Pemeringkatan ini diperoleh dari hasil analisis terhadap 1.542 titik observasi yang menghasilkan tiga sub-indeks: ekonomi, keuangan dan sosial. Dari tiga sub-indeks dengan 10 variabel inilah, Lokadata melahirkan _Indeks Booming Cities.

 

Dari hasil riset didapatkan peringkat _Booming Cities Indonesia 2020_ dari urutan ke-1 yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Denpasar, Tangerang Selatan, Badung, Jakarta Utara, Surabaya, Jakarta Barat, Bandung, dan Kediri di peringkat ke-10.

 

Tak semua kota/kabupaten terpilih menyisakan ruang pengembangan bagi sektor usaha. Ada kota atau kabupaten yang layak menjadi lokasi produksi, tapi ada yang justru menjadi target pemasaran (lapak) hasil produksi.

Kediri memiliki _economic index_ 77,2; _financial index_ 32,0; dan _social index_ 52,3. Menurut analisa riset Lokadata, hasil produksi dari Kota Kediri masih terbuka untuk wilayah Provinsi Jawa Timur, yang terdiri dari 38 kabupaten/kota. Jika dihitung rata-rata, maka pangsa pasar masing-masing wilayah itu sekitar 2,6 persen. Padahal, sejumlah sektor basis yang tumbuh di atas rata-rata di Kota Kediri, pangsa pasarnya masih di bawahnya.

 

Penopang utama wilayah ini adalah sektor usaha pengolahan. Namun, sektor yang banyak digarap oleh usaha mikro, kecil, dan menengah ini agaknya sudah terlalu jenuh. Rata-rata pertumbuhan tahunannya sudah di bawah PDRB wilayah.

 

Jika sektor utama sudah jenuh, kita perlu melirik sektor penopang yang lain. Bagi Kota Kediri, sektor pendukung setelah industri pengolahan adalah transportasi dan pergudangan, jasa perusahaan dan jasa pendidikan. Ketiganya merupakan tiga sektor usaha paling potensial dikembangkan.

 

Yang menarik, indeks keuangan Kota Kediri menunjukkan, pertumbuhan tabungan per kapita di perbankan masih lebih tinggi dari penyaluran kredit per kapita. Selama tiga tahun terakhir, tabungan per kapita tumbuh 8,8 persen per tahun, sedangkan kredit per kapita tumbuh 7,3 persen per tahun.