Ribuan Warga Datang Bersamaan Picu Kerumunan di Kantor Pos Kota Kediri; Demi Bantuan Rp 600 Ribu

Kediri Dalam Berita | 23/02/2022

Surya.co.id

 
surya/didik mashudi
 
Petugas kewalahan mengatur ribuan warga berdesak-desakan mengantre bantuan sosial tunai di Kantor Pos Kota Kediri, Selasa (22/2/2022). 
 

SURYA.CO.ID, KOTA KEDIRI - Kerumunan ribuan warga Kota Kediri yang hendak mengambil bantuan sosial tunai (BLT) di Kantor Pos Kota Kediri, Selasa (22/2/2022) siang, sudah jelas menyalahi protokol kesehatan. Padahal Kota Kediri sudah ditetapkan masuk PPKM level 3 penularan Covid-19, namun bisa terjadi konsentrasi massa saat antre BLT.

Membeludaknya warga yang berebut mendapat bantuan Rp 600.000 per orang itu, membuat petugas kewalahan. Bahkan banyak warga yang melepas masker, padahal masih rawan penularan Covid-19.

Penyebab kerumunan hingga berdesakan ribuan masyarakat di Kantor Pos Kota Kediri itu, karena warga datang secara bersamaan. Mereka datang bersamaan ke kantor pos di Jalan Mayjen Sungkono itu.

Semakin siang jumlahnya semakin banyak hingga mencapai ribuan. Malahan parkiran sepeda motor sampai meluber ke badan jalan.

Kusnadi, Kepala Kantor Pos Kota Kediri menjelaskan, bansos yang dibagikan merupakan bantuan pangan non tunai (BPNT) yang dikonversi menjadi bantuan tunai. Jumlah penerima seluruhnya Kabupaten dan Kota Kediri ada 68.620 keluarga penerima manfaat (KPM).

Masing-masing KPM menerima bantuan Rp 200.000 per bulan yang dibagikan untuk 3 bulan. Sehingga yang diterima setiap KPM Rp 600.000. "Sesuai rencana pembayaran kepada masing-masing penerima dijadwalkan selesai dalam 2 hari. Yang dibayarkan hari ini khusus untuk Kecamatan Mojoroto yang dibayarkan di Kantor Pos Kota Kediri," jelas Kusnadi.

Sedangkan di Kecamatan Pesantren dan Kecamatan Kota, berlangsung di dua lokasi masing-masing Kelurahan Tosaren dan Kelurahan Betet. "Jumlah total untuk tiga kecamatan ada 11.000 KPM. Rinciannya, Kecamatan Mojoroto 4.000 KPM, Kecamatan Pesantren 4.000 KPM dan Kecamatan Kota 3.000 KPM," jelasnya.

Kusnadi menjelaskan, sebenarnya pihaknya telah menjadwalkan kedatangan penerima bantuan untuk menghindari terjadinya antrean dan kerumunan. Karena diperkirakan pembayaran untuk 100 KPM saja dibutuhkan waktu sekitar satu jam.

"Ini masih baru sistem yang pertama. Kebiasaan warga memang datang pagi, sehingga datang pagi semuanya," terang Kusnadi.

Warga tidak datang menyesuaikan dengan jadwalnya masing-masing yang telah ditentukan. "Mungkin nanti di termin berikutnya," tambahnya.

Sementara Jazuli (60), warga Kelurahan Pojok yang juga salah satu penerima bantuan mengaku telah datang sejak pagi untuk antre di Kantor Pos Kota Kediri. "Bantuannya semula beras kemudian diganti uang. Bantuannya Rp 200.000 per bulan yang diberikan untuk 3 bulan sehingga menerima Rp 600.000," jelasnya