Kediri (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri, Jawa Timur, menyediakan 32 tempat tidur di ruang isolasi termasuk ruang isolasi khusus untuk merawat pasien yang terjangkit COVID-19 atau virus corona.

Direktur RSUD Gambiran dr. Fauzan Adhima, Kamis, mengemukakan, dari 32 tempat tidur di ruang isolasi tersebut terdiri dari enam unit di ruang isolasi instalasi gawat darurat, delapan unit di ruang isolasi tekanan negatif, dan 18 unit di ruang isolasi biasa.

Ruang isolasi tekanan negatif adalah ruangan khusus yang dilengkapi teknik isolasi untuk mencegah kontaminasi silang dari kamar ke kamar. Ventilasi di dalam ruangan ini menghasilkan tekanan negatif lebih rendah dari lingkungan sekitar, untuk memungkinkan udara mengalir ke ruang isolasi tetapi tidak ke luar ruangan.

"Udara secara alami akan mengalir dari area dengan tekanan lebih tinggi ke area dengan tekanan lebih rendah, sehingga mencegah udara yang terkontaminasi ke luar dari ruangan," kata dr. Fauzan di Kediri.

Teknik isolasi ini, lanjut dia, dipergunakan oleh rumah sakit yang memiliki standar operasional bagus dan digunakan untuk mengisolasi pasien dengan penyakit menular melalui udara seperti TBC, campak, cacar air, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) influenza, dan penyakit Corona virus (COVID-19).

Dr. Fauzan juga menambahkan, ada beberapa alur tindakan di rumah sakit sebelum pasien dinyatakan positif atau negatif terinfeksi COVID-19. Deteksi pasien suspect virus ini dapat dimulai dari orang yang melakukan perjalanan dari negara terjangkit dan atau temuan gejala di wilayah Indonesia.

Jika orang tersebut mengalami demam, maka masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP). Jika kemudian gejala klinis tersebut berkembang menjadi demam, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan akan langsung dijadikan pasien dalam pengawasan (PDP).

Jika PDP ini memiliki riwayat kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, maka statusnya akan dinaikkan menjadi suspect. Selanjutnya petugas medis akan melakukan pemeriksaan spesimen untuk memastikan terjangkit COVID-19 atau tidak.

"Jika hasilnya positif, maka akan diisolasi di rumah sakit rujukan yang memiliki fasilitas isolasi seperti RSUD Gambiran," kata dia.

Pada Rabu (1/4), jumlah pasien dalam status PDP yang dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri sebanyak tiga orang. Satu orang dirujuk ke RSUD Dr. Iskak Tulungagung, sedangkan satunya dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK).

Di Kota Kediri, kini sudah terdapat dua warga yang positif terinfeksi virus corona. Jumlah orang sehat dalam risiko (ODR) mencapai 573 orang, orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 87 orang, dan seorang pasien PDP.

Sementara itu, Pemkot Kediri juga sudah menyiapkan sarana prasarana untuk membantu menangani pasien yang terkena virus corona maupun yang masa isolasi.

Pemkot Kediri menjadikan RSUD Gambiran I Kediri, sebagai ruang isolasi bagi orang dalam pemantuan (ODP) pasien terinfeksi virus corona atau COVID-19 dengan gejala ringan. Sedangkan untuk ODP dengan gejala berat dan pasien dalam pengawasan (PDP) ditempatkan di RSUD Gambiran II di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

Kebijakan itu diambil, karena fasilitas di RSUD Gambiran II alatnya lebih lengkap. Sedangkan, fasilitas yang ada di RSUD Gambiran I hanya ada IGD dan ruang perawatan.

Di RSUD Gambiran I Kediri, ada 100 tempat tidur yang disiapkan untuk merawat pasien yang terinfeksi virus corona dengan gejala ringan. Pemerintah juga terus melakukan perbaikan dan melengkapi sarana serta prasarana di rumah sakit tersebut.

Pemkot juga akan memfungsikan Gedung Kampus I Politeknik Kediri, yang diperuntukkan bagi warga Kota Kediri yang menjadi pekerja migran atau orang-orang dari daerah epicentrum dan kembali pulang ke Kediri. Mereka akan dikarantina selama 14 hari di ruang observasi yang telah disiapkan tersebut.