Persik Kediri Ungkap Keresahan dan Minta PSSI Penuhi 4 Hal Penting di Liga 1 2020

Kediri Dalam Berita | 07/08/2020

tribunnews

 
Surabaya.Tribunnews.com/sugiharto
 
Bek Persik Kediri, Andri Ibo berusaha menghadang laju penyerang Madura United, Greg Nwokolo (kanan) di Piala Gubernur Jatim 2020. Persik Kediri merasa khawatir dengan kelangsungan Liga 1 2020 yang berlangsung saat pandemi Covid-19 



 

SURYA.co.id | KEDIRI - Persik Kediri bersikap hati-hati dalam mempersiapkan tim guna menyambut kelanjutan Liga 1 2020. Tim berjuluk Macan Putih ini mengungkap keresahan lantaran kompetisi berjalan di tengah-tengah masa pandemi Covid-19.

Persik Kediri mengingatkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) soal regulasi penyelenggaraan Liga 1 2020 yang dijadwalkan mulai 1 Oktober mendatang.

CEO Persik Kediri Abdul Hakim Bafaqih mengatakan kompetisi Liga 1 2020 dipastikan berjalan secara khusus atau extraordinary competition. Ini lantaran kompetisi berjalan saat masa pandemi Covid-19.

Menurut Abul Hakim Bafaqih, saat ini Persik Kediri belum mendapatkan kepastian regulasi ekstra yang mengatur jalannya kompetisi. Pihaknya khawatir akan kelangsungan kompetisi Liga 1 2020.

Abdul Hakim Bafaqih menuturkan, ada empat poin alasan Persik Kediri yang resah atas segera berjalannya kompetisi Liga 1.

“Kami perlu mengungkapkan keresahan itu karena Persik ingin kompetisi nanti berjalan lancar dengan regulasi yang jelas,” kata Hakim.

Poin Pertama adalah renegosiasi kontrak antara pihak klub dengan para pemain bersama pelatih.

Bagi CEO Persik ini, bahwa PSSI dan PT LIB harus menyiapkan skema jika kompetisi lanjutan harus berhenti saat ditengah jalan dan pihak klub sudah melakukanpembayaran kontrak sesuai kesepakatan.

“Karena sekali lagi, kita tidak bisa memprediksi pandemi Covid-19 kapan berakhir. Khawatir liga berhenti lagi,” ujarnya.

Keresahan Kedua CEO Persik sekaligus anggota DPR RI ini menanyakan siapa yang bakal menanggung ketika ada pemain atau ofisial yang dinyatakan reaktif atau positif Covid-19.

selanjutnya Ketiga, menurut Abdul Hakim mengatakan bahwa Persik sudah menyampaikan usulan hak komersial klub dengan setiap tim menerima 1,2 - 1,5 Miliar bukan 800 juta.

“Kami punya hitung-hitungan angka hak komersial,” ungkapnya.

Hitungan itu didasarkan pada jumlah kapasitas rata-rata stadion di Indonesia dan harga tiket pertandingan.

Hakim menyebut, kapasitas rata-rata stadion sebanyak 25.600 penonton dengan harga tiket Rp 50 ribu per orang.
“Setelah itu dikalikan beberapa pertandingan home sisa, ketemunya jadi Rp 19,2 miliar,” ujarnya.

Kemudian, jika diasumsikan stadion terisi separo, pendapatan yang diperoleh menjadi Rp 9,6 miliar.

“Lalu setelah dibagi 8 bulan, jadi Rp 1,2 miliar. Itu dasar perhitungannya,” terang Hakim.

Terakhir, klub kembali menagih regulasi protokol kesehatan.
Pasalnya, sejauh ini, klub belum menerima prosedur tetap (protap) tersebut.

Mengingat klub akan menggelar latihan perdana di tengah pandemi awal bulan ini, Hakim berharap protokol kesehatan bisa disampaikan kepada klub secepatnya.

“Kami ingin panduan protokol kesehatan menjadi bagian penting dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19,” pungkasnya.