Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kediri seolah tak kenal lelah mengambil langkah strategis menanggulangi penyalahgunaan narkoba. Setelah sukses mencetak kader penyuluh anti narkoba untuk tingkat mahasiswa dan SMP, BNN Kota Kediri giliran mencetak kader serupa untuk tingkat SMA / SMK. Kali ini, jumlah kader sebanyak 130 siswa dari 26 SMA / SMK di Kota Kediri.
Berbeda dengan pelatihan kader sebelumnya, pelatihan kader untuk tingkat SMA/SMK ini berlangsung dalam dua gelombang. Masing-masing gelombang diikuti 65 siswa.
Pelatihan untuk tiap gelombang berlangsung selama dua hari di IKCC, masing-masing gelombang I pada 15-16 Maret dan gelombang II pada 19 - 21 Maret 2013. Pemecahan waktu pelatihan ini selain karena jumlah peserta yang banyak juga dimaksudkan agar materi yang diberikan dapat berlangsung secara intensif.
Kepala BNM Kota Kediri, AKBP Lilik Dewi Indarwati mengatakan, kegiatan kaderisasi ini merupakan langkah riil untuk mengikusertakan seluruhkomponen masyarakat,
termasuk para pelajar dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba. Para kader dibekali berbagai materi, mulai pengenalan BNN, psikologi, hukum, kesehatan dan agama. Hal ini, menurut AKBP Lilik Dewi, merupakan cara agar para kader memiliki pemahaman yang lengkap tentang berbagai aspek tentang narkoba dan pengolahan mental.
Dengan hal ini para kader diharapkan benar-benar siap untuk menularkan pengetahuannya kepada teman-temanbaik di sekolah maupun lingkungan pergaulan. Pasalnya, para kader inilah yang akan menjadi ujung tombak BNN untuk menanggulangi bahaya narkoba.
"Mereka benar-benar dipersiapkan untuk menjadi ujung tombak BNN. Oleh karena itu, pelatihan seperti ini tidak hanya berlangsung sekali melainkan juga berkelanjutan. Bahkan, pelatihan kader tidak hanya untuk pelajar, melainkan juga untuk guru dan para karyawan swasta," tandas AKBP Lilik Dewi
Sementara itu, jalannya pelatihan kader penyuluh anti narkoba untuk tingkat SMA / SMK berlangsung semarak. Setelah sebelumnya menjalani tes urin, para peserta mengikuti rangkaian kegiatan dengan penuh semangat.
Mereka mengikuti penyampaian materi dari para narasumber dengan antusias. Yang menarik pada pelaksanaan gelombang II, sebagian besar peserta sempat menangis haru. Hal itu terjadi saat mereka mengikuti materi agama yang disampaikan Ustad Munif. Para peserta merasa terharu sewaktu Ustad Munif menceritakan berbagai kisah tentang dampak penyalahgunaan narkoba. Ustad Munif juga mengajak para peserta untuk merenungkan kembali kasih sayang orangtua dan menggunakannya sebagai landasan untuk memerangi peredaran narkoba.
Para peserta juga diajak untuk menegakkan komitmennya sebagai kader yang siap menyebarkan pengetahuan tentang bahaya narkoba usai pelatihan. Narkoba merusak masa depan kita. Tidak hanya pemakainya sendiri tapi juga orang lain di sekitarnya. Ingat, jangan rusak kebanggaan orangtua dengan menjadi pengguna narkoba. Sebagai orang pilihan, kalian harus benar-benar siap menjalankan tugas mulia ini, untuk mengajak teman-teman menjauhi bahaya narkoba," kata Ustad Munif.
Pada akhir pelatihan, para peserta membubuhkan tandatangan sebagai bentuk tekad dan komitmennya untuk interaktif memerangi penyalahgunaan narkoba.
Kediri, Memo