* Penyuka Sambal Ijo yang Kangen Persikmania
"Saya kangen dengan Persikmania," ujar Tamsil saat ditemui wartawan koran ini di Stadion Brawijaya, kemarin pagi (10/4). Suporter fanatik Macan Putih tersebut tidak bisa dilupakannya. Meski bergabung dengan Persibo Bojonegoro yang berkompetisi di kasta lebih tinggi dari Persik, yaitu Indonesia Primer League (IPL) dan piala AFC, tetapi kini dia rela pulang ke Stadion Brawijaya, Kota Kediri. Rasa rindu terhadap dukungan Persikmania sangat kuat.
Selama membela Laskar Angling Dharma julukan Persibo Tamsil belum pernah merasakan dukungan suporter yang fanatik, seperti Persikmania. Bahkan, di laga kandang Persibo di piala AFC yang digelar di Stadion Manahan Solo, Tamsil tidak juga merasakan animo suporter sebesar seperti di Kediri. Itulah salah satu faktor yang membuatnya ingin segera meninggalkan Persibo. Apalagi, saat melihat tayangan langsung pertandingan Persik melawan Persewangi Banyuwangi di Stadion Brawijaya dan membaca berita tentang Persikmania yang tret-tet-tet ke Solo dan Madiun, hati Tamsil semakin gundah.
"Saya ingin merasakan mendapatkan dukungan Persikmania seperti teman-teman Persik," ujarnya. Bagi pemain, dukungan suporter sangat penting. Karena kehadirannya menjadi pelecut semangat pemain untuk bertarung habis-habisan. Pemain menjadi tidak kenal lelah jika suporter terus memberikan dukungan. Tidak hanya suporter, teman-temannya di Persik, seperti stopper Fatchul, winger Faris Aditama Ichya, dan gelandang Oliver Makor membuat Tamsil sangat bergairah bergabung dengan Persik. Makanya, dia langsung membaur bersama pemain Persik setelah tiba di Kediri pada Senin malam (8/4). "Saya tidur di mess," ungkapnya.
Dengan tinggal di mess pemain, Jl PK Bangsa Kota Kediri, pemain kelahiran Gowa, 22 Februari 1987 ini bisa lebih akrab bersama pemain Persik. Apalagi, sebelumnya, dia juga menempati mess tersebut. "Senang sekali bisa berkumpul teman-teman lagi," urainya.
Selain kangen Persikmania, pemain yang masih lajang ini juga rindu dengan salah satu warung makanan di Kota Kediri. Menu khasnya sambal hijau. "Saya suka sambal cabai hijau dengan ikan nila goreng," ungkapnya. Karena itu, setelah menginjakkan kaki di Kota Tahu, Tamsil segera datang ke warung tersebut. Dia langsung memesan menu favoritnya. "Rasanya sangat lezat," ujar pemuda yang gemar masakan pedas ini.
Sebagai pemain profesional, Tamsil menggantungkan hidup dari bermain sepak bola. Hal itu juga yang membuatnya harus meninggalkan Persibo. Sedang, kini statusnya di klub asal Bojonegoro tidak jelas. "Daripada tidak jelas, lebih baik saya ke Persik saja," jelasnya.
Hanya saja di skuad Macan Putih, Tamsil masih menunggu keputusan manajemen dan pengurus Persik. Kendati pelatih Aris Budi Sulistyo sudah memberikan lampu hijau, tetapi keputusan tetap di tangan manajemen dan pengurus. "Mudah-mudahan, mereka mau merekrut saya," harapnya.
Tamsil berjanji tampil maksimal di skuad Persik. Dia akan berjuang sekuat tenaga agar bisa membawa Persik lolos ke babak 12 besar dan ISL musim depan. "Saya akan berjuang mati-matian demi Persik," urainya. Untuk nominal kontrak, Tamsil tidak mematok harga tinggi. Dia menyadari kondisi keuangan klub-klub di Indonesia, termasuk Persik. "Yang penting, saya bisa makan dan main di Persik," ungkapnya. Sementara itu, jika dilihat kebutuhan tim, sosok Tamsil sangat dibutuhkan Persik. "Tamsil bisa bermain sebagai gelandang bertahan dan menyerang dengan baik," urai pelatih Persik Aris.
Soal kualitas tidak perlu diragukan lagi. Pemain yang mencetak satu gol di musim lalu untuk Persik ini punya kontribusi besar terhadap permainan Persik. "Tamsil juga sudah mengenal gaya permainan sebagian besar pemain Persik. Jadi tidak perlu adaptasi lagi," ungkapnya. Untuk itu, Aris akan memberikan hasil evaluasi penampilan Persik dan rencana Tamsil bergabung ke manajemen dan pengurus. "Semuanya, kami serahkan ke manajemen," tuturnya.
Terpisah, manajer Persik Anang Kurniawan menunggu rekomendasi pelatih soal status Tamsil. "Kami juga perlu lihat hasil evaluasi pelatih," ujarnya.
Kediri, Radar