Leona Dwi Untari Juara II FLS2N 2012 Tingkat Jawa Timur

prestasi |

Siang itu (20/6) penampilan Leona Dwi Untari dan belasan temannya, tampak menarik perhatian. Yang pria mengenakan beskap, kain, dan blangkon. Sedangkan yang perempuan mengenakan kebaya dan kain lengkap dengan sanggul serta riasan.

"Kami mau ikut lomba di sekolah tetangga," ujar gadis berusia 16 tahun tersebut sambil tersenyum saat ditemui Radar Kediri di sekolahnya. Sekolah tetangga yang dimaksud adalah SMKN 2 Kediri. Di sana digelar lomba kesenian dalam rangka ulang tahun Kota Kediri. Lomba diikuti perwakilan sekolah, baik tingkat SD, SMP maupun SMA.

Leona dan kawan-kawannya menampilkan karawitan di lomba tersebut. Diiringi dengan gamelan, Leona tampil sebagai vokalis utama. Suaranya merdu dan bertenaga. Diapun fasih ketika membawakan tembang berbahasa Jawa tersebut.

Menyanyi memang telah melekat pada diri Leona. Berbagai genre lagu dikuasainya. Seko­lahnya pun mengakui kemampuan siswi kelas X-7 itu. Tak heran jika Leona sering dikirim menjadi wakil di berbagai lomba me­nyanyi mewakili Smada.

Pada 11 Mei lalu, Leona kembali membanggakan sekolahnya, setelah berhasil menyabet juara ke-2 di FLS2N 2012 Jawa Timur. Dalam lomba yang digelar Kementerian Pendidikan Nasional tersebut Leona tampil di cabang me­nyanyi solo.

"Pesertanya seluruh Jawa Timur dan berjumlah puluhan," tuturnya. Leona sempat takut gagal, setelah peserta lain yang tampil tidak sebaik ketika check sound.

Untung saja, ketakutan itu segera hilang dan berganti dengan rasa percaya diri ke­tika dirinya tampil. Leona menyanyikan lagu Bunda yang dipopulerkan oleh Melly Goeslow dan Pelem Podang yang merupakan lagu khas Kediri.

Meski belum berhasil menjadi juara pertama dan mewakili Jawa Timur di tingkat nasional, bungsu dari dua bersaudara ini tetap semangat. Leona bertekad bisa menebusnya tahun depan atau di lomba-lomba lain.

"Di lomba kemarin saya kurang maksimal, jadi perlu latihan lagi," ucap anggota paduan suara Smada ini riang.

Leona memang dikenal sebagai siswa periang dan bersemangat. Dia selalu mau belajar dan mengasah bakatnya. Lewat berbagai lomba lain, beberapa prestasi juga sudah diretasnya.

Seperti juara ke-2 Lomba Menyanyi Keroncong 2012 yang digelar Pemkot Kediri, juara ke-3 Lomba Menyanyi Campursari se Jatim di Unesa 2011, juara ke-3 Lomba Paduan Suara se-Karesidenan Kediri di Uniska 2012 dll.

"Saya menyanyi sejak kecil dan menyukai semua jenis lagu, dari pop sampai keroncong," ungkapnya. Guru taman kanak-kanak (TK) dan orang tuanya yang awalnya mengetahui bakat menyanyi Leona. Makanya sejak TK, Le­ona kerap diikutkan berbagai lomba menyanyi. Rupanya hal ini berhasil memupuk kepercayaan diri dan keberanian Leona tampil di muka umum.

Masuk SD, Leona pun mulai belajar secara serius kepada guru vokal. Tiga tahun belajar, dia dinyatakan sudah memi­liki kemampuan dasar yang kuat dan bisa semakin apik jika berlatih dalam kompetisi.

Bakat menyanyi Leona diwarisi dari keluarga sang ibu, Erlinda Maria Sitompul, yang berdarah Batak. Hampir seluruh keluarga dari pihak ibu sangat pandai bernyanyi. Ketika berkumpul bersama dalam sebuah acara keluarga, sudah dipastikan mereka akan bernyanyi selama berjam-jam.

"Keluarga Opung (kakek, Red) dari Mama, suaranya bagus-bagus, dan menyanyi sudah jadi jiwa kami," ujar gadis yang ingin melanjutkan kuliah di IKJ ini.

Karena itu Leona terus ber­latih dan mengasah kemampuannya. Cita-citanya memang ingin menjadi penyanyi profesional. Leona pun menjajal audisi pencarian bakat di televisi. Sayangnya, belum berha­sil kali ini.

"Coba lagi tahun depan, masih banyak waktu," imbuh gadis yang juga piawai memainkan berbagai alat musik tersebut. Mimpinya juga didukung orang tua. Sang ayah Catur Widhopationo, mengizinkan sang anak berkegiatan di luar sekolah, termasuk berkesenian asalkan tetap bertanggung-jawab. Dengan kata lain, seko­lah atau pendidikan tetap yang utama.

Selain menjadi penyanyi profesional, Leona juga bercita-cita memiliki sekolah musik sendiri. Ini setelah ia melihat banyak anak berbakat di musik, namun tidak mendapat arahan yang tepat atau tak bersekolah musik karena mahal.

"Saya ingin buka sekolah musik yang terjangkau bagi siapa saja yang ingin belajar, karena musik adalah hal indah yang bisa dimiliki siapa saja," pungkasnya optimis

Radar kediri