Lebih Percaya Diri dan Fokus pada Mata Pelajaran Unas Siswa SMAN 2 Kediri tak hanya meraih nilai tryout tertinggi di jurusan IPA. Namun dalam uji coba ujian nasional (unas) di GOR Jayabaya, Kota Kediri (17/2) nilai tertinggi IPS juga berhasil diraih. Pelajar yang mengungguli ribuan peserta itu adalah Alfian Dwi Kurniawan.
"15 BBM (Blackberry messenger] dan SMS (short message serace) masuk ke inbox telp," kata Alfian Dwi Kurniawan saat ditemui wartawan Radar Kediri di sekolahnya, jalan Veteran, Kota Kediri kemarin (18/2). Berseragam putih abu-abu, siswa SMAN 2 Kediri ini datang dengan wajah gugup. Maklum wakil ketua kelas XII IPS-1 ini sedang menjalani ujian praktik agama dan bahasa Jepang. "Maaf kalau menunggu lama," tuturnya sopan. Setelah bertemu di dalam ruangan kepala sekolah, remaja berkulit putih ini berinisiatif untuk wawancara di luar ruangan. Sambil tersenyum dia mengaku tidak leluasa menjawab pertanyaan bila ada guru yang berada di sebelahnya.
"Di taman dan di bawah pohon yang rindang,” pinta pelajar yang akrab disapa Fian ini sambil menunjuk ke arah taman sekolahnya. Nuansa alam terbuka ternyata membuat juara debat bahasa Inggris tingkat Kota Kediri 2011/2012 ini lebih nyaman dan santai.
Saat ditanya perasaannya bisa mengungguli ribuan siswa lain, Fian mengaku, kaget dan tidak menduga. Apalagi poin nilainya mencapai 390,00. Sebab anak pasangan Sumarno dan Sri Utami ini tak berada di dalam GOR Jayabaya ketika panitia Tryout Unas 2013 bersama Yamaha Soul GT yang digelar Radar Kediri memanggil namanya berkali-kali.
"Semoga bisa menjadi lebih baik lagi setelah tryout ini," tuturnya. Dengan mengikuti try out itu, fian merasa siap menghadapi unas. Dia lebih percaya diri dan fokus pada mata pelajaran yang nanti akan diujikan pada ujian akhir sekolah terse but.
"Try out di GOR itu sangat bermanfaat untuk latihan sekaligus tambah pengalaman, saya jadi lebih siap unas," imbuhnya. Setelah mengerjakan soal-soal try out, Fian ternyata langsung pulang ke rumahnya di Desa Tawang, Kecarnatan Wates, Kabupaten Kediri. Pasalnya, waktu itu dia ditelepon ibunya. Fian diminta mengantar ke acara keluarga di Wates.
Di hari Minggu itu, bersamaan dengan tryout di GOR Jayabaya, keluarga Fian memang mengadakan acara pertemuan keluarga. Jadi bila tidak ikut, dia tidak akan bertemu dengan saudaranya yang lain. Di rumah Fian memang disayang ibunya. Apalagi, dia adalah bungsu dari dua bersaudara. Sehingga setiap aktivitas yang dilakukannya selalu izin terlebih dahulu kepada sang ibu.
Di sekolahnya, Fian dikenal pandai berbahasa Inggris. Tak heran, ketika mengikuti lomba debat bahasa Inggris, dia mampu meraih juara. Uniknya, kemampuannya berbahasa Inggris tersebut terasah lantaran kesukaannya menonton movie Law and Order: SVU. "Saya juga senang mendengarkan lagu berbahasa Inggris. Jadi secara tak sadar saya termotivasi belajar," paparnya.
Ke depan, Fian berniat lulus unas. Dia sudah merancang cita-citanya untuk meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi. Tujuannya ingin masuk ke Universitas Indonesia (UI). "Saya ingin masuk jurusan ilmu komunikasi di UI, doa kan ya?" kata pelajar kelahiran 10 September 1994 ini.
Dia memilih jurusan itu karena ketertarikannya pada dunia jurnalistik. Fian merasa mempelajari jurnalistik dapat membawanya keliling dunia. "Hasrat saya kepingin ke negara-negara di Timur Tengah, ke Arab atau Mesir," urainya.
Di mata teman-teman satu kelasnya, Fian dikenal akrab dan ramah. Wiretno, salah satu temannya, mengaku, wakil ketua kelasnya itu adalah siswa yang cerdas dan pandai bergaul. "Saya tahu dia pinter, karena mata pelajaran unas di rapornya selalu tinggi," kata Retno.
Begitupun dengan guru pembimbingnya, Sri Susiani, yang bangga dengan anak didiknya. Makanya begitu mengetahui Fian meraih nilai tryout tertinggi, ia memberikan ucapan selamat. "Alfian anaknya sangat kritis dan patut untuk men-jadi kebanggan sekolah dan orang tuanya," tutur guru sosiologi ini.
Kediri, Radar