Kota Kediri kembali mengukir prestasi membanggakan di tingkat nasional dalam lomba Student Poster Competition kategori Report Research yang diadakan oleh Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, diselengarakan pada tanggal 26 April 2013. Dengan judul “Uji Sitotoksitas Ekstrak Etanol Cengkeh terhadap Fibroblas Pulpa”. Mereka adalah Vendra Pradhana Vandiko, Sawitri Dwi Indah Pertami, dan Ade Yuli Hariszca yang merupakan mahasiswa semester VIII Fakultas Kedokteran Gigi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Sawitri Dwi Indah Pertami merasa senang karena bisa membawa nama baik Kampus IIK Kediri bersaing bersama universitas ternama di Indonesia, salah satunya yaitu Universitas Gajah Mada(UGM). “awalnya minder, karena peserta lainnya mengambil topik yang tingkat kesulitannya tinggi seperti pencegahan kanker lidah, sementara penelitian yang kami angkat hanya sederhana. Namun tak disangka ternyata penelitian ini masuk lima besar dan menjadi juara 1 mengalahkan UGM dan UI yang setiap tahunnya jadi saingan utama”, ujarnya.
Rektor Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, Bapak Dr. Tarbinu Kasmono, MPH merasa bangga dengan prestasi yang diraih mahasiswanya. “kadang kita kurang menyadari bahwa dari hal yang sederhana akan menciptakan sesuatu yang luar biasa. Demikian pula dengan apa yang dilakukan Sawitri dan teman – temannya.”
Dalam mengadakan penelitian tim dibimbing langsung oleh Drg. Yosua Nugroho. selaku Dosen Fakultas Kedokteran Gigi di IIK Kediri. Penelitian tersebut berlatar belakang kurangnya pemanfaatan tanaman herbal di indonesia, salah satunya yakni cengkih. “ Tanaman cengkih di Indonesia cukup banyak namun pemanfaatanya belum maksimal.” Ujar Drg. Yosua Nugroho.
Drg. Yosua Nugroho juga mengatakan bahwa cengkih mempunyai zat eugenol sebagai campuran semen dan campuran saluran akar, jadi dalam penelitian tersebut dimaksudkan untuk meneliti seberapa amankah zat tersebut diberikan kepada fibroblas pulpa manusia. Ini termasuk penelitian tahap awal dan masih membutuhkan dua penelitian lagi untuk dapat diuji klinis.
Drg. Yosua Nugroho berharap, penelitian tersebut bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya sehingga dapat bermanfaat bagi dunia medis di Indonesia. Karena selama bahan untuk mengurangi rasa ngilu pada gigi, dokter gigi di Indonesia lebih banyak mengimpor dari luar negeri.