Sukses meski Harus Kukus Ulang di 15 Menit Terakhir Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah itu cocok disematkan pada tiga bocah ini. Meski usia belum genap 12 tahun, putra dan putri guru boga ini berhasil meraih juara 1,2, dan 3 lomba memasak tingkat Jawa Timur.
"Paling susah cara nggulungnya!' tutur Azam, panggilan Zamzabila Abdillah Syakur menceritakan kue bikinannya.
Siswa kelas VI SDIT Nurul Huda, Grogol, Kabupaten Kediri ini mengaku, harus berulang-ulang mencoba menggulung cake bikinannya,” kenangnya. Setelah tujuh kali mencoba, akhimya Azam berhasil menyelesaikan cake yang dibuatnya dalam lomba Bogasari Junior Baker 2013, Sushi Roll Steamed Cake. Nama itu murni ciptaan bocah yang baru 11 tahun ini.
Sesuai namanya, dia memang menggabungkan olahan roll cake dengan sushi. Pilihan panganan khas itu juga dari idenya. "Awalnya ibu usul roll cake isi sosis," terang putra pasangan Eni Retnaningsari dan Dian Muhammad Aqim ini. Tapi usul si ibu yang juga guru tata boga SMKN 3 Kediri ini dianggapnya terlalu sederhana dan kurang menantang. Hingga dia langsung teringat makanan favoritnya, sushi.
Akhirnya, nori yang menjadi ciri khas sushi diletakkannya sebagai pelapis luar dari rolt cake olahannya. Tak hanya di lapisan luar, untuk bagian dalamnya, Azam meletakkan nasi yang telah dicampurnya dengan sayuran, ikan salmon dan tentu saja tepat di tengahnya tetap ada sosis.
Tampilannya kian cantik dengan tambahan hiasan keju parut dan cabe merah. Kreasi resep dari anak kedua dari tiga bersaudara ini berhasil memikat juri dari Surabaya dan Azam berhasil meraih juara 1 dan berhak membawa pulang tropi dan uang pembinaan.
Padahal, lomba tingkat Jawa Timur ini yang digelar di Garden Olympic Hotel, Malang, 9 Juni lalu merupakan perlombaan pertama yang diikutinya. Juga kali pertama dia membuat kue.
Berbeda dengan Azam, Silmi A'la Zama dan Chilya Jazilah Asa'adah sudah terbiasa membuat kue. Kedua buah hati chef Agus Syafruddin dan Dewi Latifah ini bahkan pernah mengikuti beberapa perlombaan memasak. Padahal Zama masih berusia 11 tahun, sedangkan Chilya baru 9 tahun.
Kepiawaian memasak chef Agus yang juga guru SMKN 3 Kediri ini terlihat menurun kepada dua putrinya. Zama yang meraih juara II membuat roll cake tape ketan. Ada pengalaman tak terlupakan bagi siswa kelas VI MIN Bandar Kidul, Kota Kediri ini. Saat perlombaan, sulung dari tiga bersaudara ini sempat stres ketika kuenya kurang matang dan tidak mengembang. "Sudah latihan, waktunya sudah pas. Ternyata (waktu lomba) tidak matang," kenangnya.
Sementara waktu yang tersisa tinggal 15 menit lagi. Untung saja, Zama mampu mengendalikan diri, dia langsung memanfaatkan sisa adonan dan mengukus ulang. Tindakan yang berisiko karena minimal kukusan seharusnya pas 15 menit. Sementara dia masih harus menggulung dan memberikan hiasan. "Ternyata pas diangkat, adonannya bisa matang," ungkapnya.
Beda lagi pengalaman Chilya. Tubuhnya yang mungil, tak gentar bersaing dengan sang kakak. "Ngangkat tutup dandang saja dia nggak bisa, sampai harus dibantu," kenang Agus yang ikut menemani putrinya. Apalagi saat harus mengaduk adonan menggunakan mikser. "Tangan pegal-pegal," ujar Chilya lugu. Tetapi, berkat ketenangannya, olahan Roll Cake Bolognaise miliknya berhasil diselesaikan dengan cantik dan berhasil meraih juara III. Meski begitu, Chilya mengaku, memasak bukan hobinya. "Lebih suka melukis," pungkas siswa kelas III MIN Bandar Kidul ini tersenyum malu.
Kediri, Radar