Kediri (ANTARA) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengingatkan konsep kota pintar atau smart city merupakan konsep untuk lebih mempercepat pelayanan kepada masyarakat sehingga menjadi lebih bagus.

"Smart city bukan sekadar belanja alat-alat elektronik yang keren, namun lebih pada apa yang ingin kita sentuh untuk kebutuhan sehari-hari di Kota Kediri, sehingga tidak berjalan masing-masing atau bukan sekadar menggunakan aplikasi. Jadi smart city lebih dari itu," katanya di Kediri, Rabu.

Pemkot mengadakan kegiatan Sosialisasi dan Bimtek Tahap I Gerakan Menuju 100 Smart City, yang berlangsung pada Selasa-Rabu (9-10/7) di Kediri. Kota ini terpilih menjadi salah satu daerah yang mendapat pendampingan penyusunan masterplan dan quick win smart city.

Ia mengungkapkan saat ini kota pintar Kota Kediri berada pada level tiga. Di seluruh Indonesia level tertinggi kota pintar berada pada level tiga, sehingga Kediri sudah mempunyai bekal.

"Jadi kami sudah punya bekal untuk menuju level empat bahkan sampai level lima. Kami merencanakan pada 2023 Kota Kediri sudah menginjak pada level lima, sehingga bekerja lebih smart' dan menghindari human error yang biasanya terjadi," kata dia.

Wali Kota juga mengungkapkan bahwa Kota Kediri akan mengalami perkembangan pesat karena di Kota Kediri akan ada "exit toll" yang bisa memberikan dampak positif dan negatif. Selain itu nantinya ada rencana akan dibangun bandara di Kediri, sehingga pemkot harus cepat menyiapkan sumber daya manusia (SDM).

"Kota Kediri termasuk 13,3 persen dari kementrian, lembaga, daerah, instansi yang mendapat predikat baik, sangat baik dan memuaskan. Capaian di dimensi smart government ini adalah modal penting kita dalam membangun kota pintar ke depan," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Mas Abu juga mengatakan pada 2015-2016, Pemerintah Kota Kediri telah melakukan branding ulang Kota Kediri setelah berdiskusi dengan Prof Rhenald Kasali, sehingga kota ini fokus pada perdagangan, jasa dan pendidikan dengan tagline "Harmoni Kediri, The Service City".

"Mudah-mudahan dampak positif ini bisa direncanakan secara terstruktur dan sistematis," kata Mas Abu.

Mas Abu juga berharap dengan kota pintar ini pelayanan kepada masyarakat akan semakin cepat dan bagus. Selain itu juga bisa memudahkan kerja di pemerintah karena semua terkoneksi dengan baik. Hal itu juga sesuai dengan permintaan Presiden.

"Ini adalah tugas besar. Jadi kami minta kepada OPD untuk mencurahkan semua pemikiran dan hambatan yang dialami di dinasnya sehingga bisa membuat masterplan dengan baik. Targetnya pada tahun 2023 tidak ada lagi ego sektoral karena semua program harus disinkronkan dan tidak berjalan sendiri-sendiri," kata dia.

Kegiatan tersebut dihadiri pembimbing kota pintar dari Kementerian Kominfo Harry Febriansyah, perwakilan Forkopimda Kota Kediri, Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kota Kediri serta peserta sosialisasi dan bimtek yang telah ditunjuk dari setiap OPD.