Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menandatangani surat kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Kediri dan Institut Pertanian Bogor (IPB), Selasa (4/10) di Ruang Kilisuci. Kesepakatan bersama ini tentang Sekolah Perkotaan Rakyat (SPR) Gisik Brantas Sejahtera. Pada penandatanganan ini IPB diwakili oleh Wakil Rektor III Prof. Dodik Ridho. Pilot project SPR ini ada di Kelurahan Mojoroto dengan nama SPR Gisik Brantas Sejahtera.
"Kami sangat menyambut baik karena dari dulu kami mencari keseimbangan. Tidak hanya kota pendidikan, perdagangan dan jasa tapi kami ingin membuat peternakan dan pertanian. Dimana peternakan dan pertanian yang cocok di perkotaan karena kita tidak punya banyak lahan luas," ujarnya.
Abdullah Abu Bakar menekankan agar warga dan peternak mengikuti SPR dengan telaten. Di Tepi Sungai Brantas memiliki benyak potensi untuk dikembangkan dan akan dijadikan peternakan kambing. Dalam SPR, peternak dan warga tidak hanya diajarakan bagaimana beternak yang baik dan terprogram. Namun juga memanfaatkan potensi ekonomi yang ada dari peternakan. "Kalau beternak saja semua juga bisa tapi di sini ada ilmunya. Pesannya cuma satu kalau beternak di Kota Kediri tidak boleh ada baunya karena dekat dengan perkampungan. Jadi kita harus sungguh-sungguh mengikuti SPR ini," ungkapnya.
Wali Kota Kediri menambahkan hasil dari peternakan ini tidak hanya dijual berupa daging namun juga olahan makanan. Nantinya olahan makanan tersebut bisa menambah destinasi wisata kuliner di Kota Kediri. Bisa juga peternakan ini nantinya dijadikan Kampung Keren untuk orang-orang yang ingin mengetahui tentang peternakan ini. Apalagi sebentar lagi akan berdiri bandara internasional dan juga jalan tol di Kediri. Dimana akan banyak orang yang datang ke Kota Kediri. "Nanti ketika orang datang ke Kota Kediri kita tidak hanya suguhkan nasi pecel, tumpang, dan soto saja. Ada juga pilihan olahan kambing dari Kota Kediri yang bisa disajikan menjadi sate, lamb chop dan sop kambing. Banyak multiplier effect yang bisa kita ambil," imbuhnya.
Wakil Rektor III IPB Dodik Ridho menjelaskan IPB memiliki program Dosen Pulang Kampung. Dalam program tersebut dosen difasilitasi untuk mengembangkan inovasi pertanian di kampung halamannya. Di Kota Kediri ini ada Prof. Muladno yang ingin mengembangkan Sekolah Perkotaan Rakyat di Kelurahan Mojoroto. "Di tahun ini rencana strategis IPB adalah penguatan masyarakat. Dimana rencana strategis itu sesuai dengan Sekolah Perkotaan Rakyat ini," jelasnya.
Sementara itu Penggagas dan Pendiri Sekolah Perkotaan Rakyat Prof. Muladno menjelaskan pada SPR ini masyarakat diajak untuk mengembangkan lahan di Tepi Brantas seluas 6 hingga 8 hektar agar lebih produktif. Yakni dengan memanfaakan untuk peternakan dan pertanian. SPR ini akan ditempuh dalam waktu satu tahun. Hal yang pertama dilakukan adalah memperkuat sumber daya manusia agar lebih kompak. Kemudian diberikan ilmu dan juga pelatihan. Terakhir akan diajarkan pengembangan untuk bisnis. "Di Kota Kediri tidak kami sebut Sekolah Peternakan Rakyat namun Sekolah Perkotaan Rakyat. Sebab tidak hanya peternak namun beragam ketrampilan dimainkan di sini. Kami juga bersama Universitas Islam Kadiri di SPR ini. Kita juga beri latihan yaitu kemitraan dengan Palmturi 80 sebesar 50 juta untuk memulai belajar berjamaah dalam bisnis," ujarnya.
Dalam kegiatan ini, juga dilakukan deklarasi Sekolah Perkotaan Rakyat oleh anggota Komite Sekolah Perkotaan Rakyat. Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan deklarasi dan pakta kebersamaan Sekolah Perkotaan Rakyat Gisik Brantas Sejahtera. Penandatangan ini dilakukan oleh Ketua Sekolah Perkotaan Rakyat Bandot Prastyono, Kepala DKPP Moh. Ridwan, Wakil Rektor III IPB Prof. Dodik Ridho, Penggagas dan Pendiri SPR Prof. Muladno dan Pendamping Saspri Nasional Titik, Camat Mojoroto Bambang Tri, dan Lurah Mojoroto Ahmad Koharudin.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Sekretaris Daerah Kota Kediri Bagus Alit, Kepala OPD terkait, perwakilan dari UNISKA, dan tamu undangan lainnya.