Paparkan Inflasi Bulan Juli, Kepala BPS Sebut Inflasi Kota Kediri Lebih Rendah Dibanding Daerah lain

berita | 08/08/2024

 

Alami penurunan harga pada beberapa komoditas, Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi Kota Kediri Bulan Juli 2024 secara year-on-year (y-on-y) berada pada peringkat terendah se-Jawa Timur yakni pada angka 1,53 persen. Sedangkan secara month-to-month (m-to-m), Pardjan, Kepala Badan Pusat Statistik Kota Kediri menyebut angka inflasi Kota Kediri sebesar -0,01 persen. Hal tersebut ia sampaikan dalam paparannya pada kegiatan Meeting Press Release Berita Resmi Inflasi secara daring (1/8). 

 

Ia juga menerangkan perbandingan angka inflasi Kota Kediri dengan Provinsi Jawa Timur dan nasional. Secara m-to-m, inflasi Kota Kediri lebih rendah dibandingkan Jawa Timur yakni 0,04 persen, serta lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi nasional juga yakni -0,18 persen. Sedangkan secara y-on-y, baik inflasi Jawa Timur maupun nasional berada di atas Kota Kediri yakni masing-masing sebesar 2,13 dan 2,13 persen. “Jika kita lihat keterbandingan antar daerah tadi bahwa kondisi ekonomi Kota Kediri masih relatif aman, artinya terjadi inflasi minus maka terjadi inflasi yang masih cukup bisa dikendalikan,” terangnya. 

 

Pardjan juga menyebutkan beberapa komoditas penyumbang inflasi secara m-to-m di Bulan Juli, antara lain: cabai rawit menyumbang inflasi sebesar 0,16 persen, beras sebesar 0,12 persen, emas perhiasan dan Sekolah Menengah Pertama masing-masing sebesar 0,02 persen, kentang, alpukat, Taman Kanak-Kanak, daging ayam ras, dan minyak goreng masing-masing 0,01 persen. 

 

Sementara itu terdapat pula komoditas yang menjadi penghambat inflasi, yaitu: bawang merah mengalami deflasi -0,11 persen, cabai merah dan tomat masing-masing mengalami deflasi sebesar -0,04 persen, semangka, kacang panjang, bawang putih, pepaya masing-masing mengalami deflasi sebesar -0,02 persen, jeruk, melon, jagung manis, telur ayam ras, kol putih/kubis, kangkung, pisang, dan terong masing-masing mengalami deflasi sebesar -0,01 persen. 

 

Pihaknya turut mengimbau kepada masyarakat agar tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pasokan bahan pangan di Kota Kediri, karena TPID Kota Kediri telah berupaya melakukan pemantauan harga komoditas di pasar dan menggelar Operasi Pasar Murni (OPM) secara berkala. “Dengan demikian semoga melalui Berita resmi Statistik ini dapat menjadi dasar pembuatan kebijakan bagi Pemkot Kediri,” pungkasnya. 

 

Sementara itu dihubungi secara terpisah pada hari Kamis (8/8), Tetuko Erwin Sukarno, Kabag Administrasi Perekonomian selaku sekretaris TPID Kota Kediri menyampaikan selama bulan Juli tekanan inflasi lebih banyak disebabkan fluktuasi harga bahan makanan karena tingkat ketersediaan dan permintaan. 

 

Erwin juga menyampaikan bahwa komoditas bawang merah menunjukkan trend penurunan harga yang disebabkan oleh pasokan yang melimpah karena sudah mulai memasuki masa panen raya di beberapa wilayah sentra bawang merah termasuk Kabupaten Nganjuk. Sedangkan komoditas lain mengalami kenaikan harga seperti cabai rawit, karena pasokan yang mengalami penurunan 

seiring dengan berakhirnya masa panen raya dan kerusakan tanaman di sentra cabai terdekat di Kabupaten Kediri. 

 

Sedangkan komoditas lain yang mengalami kenaikan harga adalah beras, hal ini didorong oleh kenaikan harga gabah yang dipengaruhi oleh pasokan yang menurun pasca panen raya pada masa panen pertama (April – Mei). Sementara masa panen kedua tahun ini diperkirakan akan berlangsung antara bulan Juli – Agustus. "Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras ini, Pemerintah Kota Kediri akan bekerjasama dengan Perum Bulog untuk mempercepat proses penyaluran Bantuan Pangan kepada warga yang berhak menerima yang akan mulai dilaksanakan pada minggu ketiga di bulan Agustus mendatang sehingga dapat meringankan beban warga" tutup Erwin.

 

 

*Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri*